Dampak Negatif Film Berisi Adegan Kekerasan Terhadap Sang Anak
Sudah terbit di: https://steemit.com/pendidikananak/@lerengbukit/dampak-negatif-film-berisi-adegan-kekerasan-terhadap-sang-anak
Saat ini, bermacam-macam tayangan menghiasi layar televisi. Termasuk tayangan yang berisi adegan kekerasan menyerupai perkelahian ataupun memakai senjata api. Nah, sebagai orang tua, kita mesti mengawasi tayangan disaksikan oleh sang anak. Namun, umumnya orang bau tanah cenderung memberikannya kelonggaran baginya untuk menyaksikan aneka macam tayangan. Nah, bila ia gemar menonton film yang berisi kekerasan, ada baiknya tak mengizinkannya. Tak ada salahnya juga lekas mengganti channel televisi ataupun mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya melaksanakan kegiatan lainnya. Tak tertutup kemungkinan, film ini menyebabkan imbas negatif baginya. Berikut dampak-dampak negatif tersebut bagi perkembangannya.
Gambar 1. Adegan Kekerasan
Membuat Sang Anak Ingin Meniru Adegan Kekerasan. Secara psikologis, seorang anak memang bahagia menggandakan segala hal. Nah, bila gemar menonton tayangan-tayangan yang banyak berisi adegan perkelahian, sanggup saja ia akan menggandakan adegan-adegan perkelahian yang ia telah saksikan. Terlebih, bila sering menyaksikannya. Tak akan segan juga mengajak teman-temannya untuk berkelahi. Ia pun cenderung akan menganggap adegan kekerasan sebagai aksi nyata. Padahal, adegan kekerasan telah dikemas sedemikian rupa oleh sang sutradara semoga terlihat nyata. Nah, bila sang pendekar melaksanakan aksi-aksi berbahaya contohnya melompati dari atap rumah ke atap rumah lainnya ataupun memanjat pohon tinggi, sanggup saja akan ditiru olehnya. Sebagai hal penting lainnya yang mesti kita perhatikan, berdasarkan suatu penelitian, bila anak bahagia menonton film berisi adegan kekerasan, membuatnya kecanduan menontonnya
Mendidik Banyak Hal Keliru Kepada Sang Anak. Film berisi adegan kekerasan pun cenderung mendidik banyak hal keliru kepada sang anak. Ambil contoh, dalam film yang berisi adegan kekerasan, biasanya si penjahat tampil dengan wajah menakutkan dan berbadan besar. Sedangkan si pendekar biasanya berwajah tampan. Nah, alasannya hal tersebut, tak tertutup kemungkinan, membuatnya memandang bahwa seluruh laki-laki berwajah menakutkan dan berbadan besar yaitu penjahat. Dan juga, seluruh laki-laki berwajah ganteng yaitu orang baik. Tentunya, dalam kenyataannya, tidaklah demikian. Selain itu, tak tertutup kemungkinan juga, sang anak akan menganggap seluruh hal yang dilakukan sang pendekar yaitu hal terpuji. Ambil contoh, sang pendekar beraksi kebut-kebutan mengendarai mobilnya mengejar penjahat sampai menyerempet pejalan kaki. Bisa saja, sang akan memandang aksi ini sebagai tindakan terpuji.
Cenderung Memunculkan Sikap Anti Sosial dan Agresif. Menurut suatu penelitian, anak yang terlalu banyak menyaksikan tayangan berisi adegan kekerasan, sangat berisiko menyebabkan sulit berkonsentrasi dan hirau atau kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, berdasarkan penelitian lainnya, menjadikannya cenderung memandang dunia diisi oleh banyak orang jahat. Hal ini akan tentunya memacu perilaku bernafsu di dalam dirinya.
Demikian, beberapa imbas negatif film berisi adegan kekerasan terhadap perkembangan sang anak. Memang, sebaiknya kita tak mengizinkannya menonton film tersebut. Namun, kita sanggup memanfaatkan televisi dengan menyajikan tayangan bertema anak. Tentu saja, untuk lebih membangun intelegensinya, Beberapa teladan tayangan ini antara lain film berisi cara penambahan ataupun pengurangan, tayangan untuk mengenal lingkungan sekitar. Di aneka macam toko, film berisi tayangan ini tak sulit kita temukan.
Oleh: Rahadian
(Kirim pesan ke penulis)
Referensi:
1. https://www.beingtheparent.com/effects-of-violent-movies-on-toddlers/
2. https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/anak-nonton-film-kekerasan-psikopat/
Gambar:
1. https://www.maxpixel.net/static/photo/1x/Sword-Fighting-Fight-Man-Clothing-Outfit-People-1694627.jpg Sumber https://www.pendidikan-anak.com/
Saat ini, bermacam-macam tayangan menghiasi layar televisi. Termasuk tayangan yang berisi adegan kekerasan menyerupai perkelahian ataupun memakai senjata api. Nah, sebagai orang tua, kita mesti mengawasi tayangan disaksikan oleh sang anak. Namun, umumnya orang bau tanah cenderung memberikannya kelonggaran baginya untuk menyaksikan aneka macam tayangan. Nah, bila ia gemar menonton film yang berisi kekerasan, ada baiknya tak mengizinkannya. Tak ada salahnya juga lekas mengganti channel televisi ataupun mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya melaksanakan kegiatan lainnya. Tak tertutup kemungkinan, film ini menyebabkan imbas negatif baginya. Berikut dampak-dampak negatif tersebut bagi perkembangannya.
Gambar 1. Adegan Kekerasan
Membuat Sang Anak Ingin Meniru Adegan Kekerasan. Secara psikologis, seorang anak memang bahagia menggandakan segala hal. Nah, bila gemar menonton tayangan-tayangan yang banyak berisi adegan perkelahian, sanggup saja ia akan menggandakan adegan-adegan perkelahian yang ia telah saksikan. Terlebih, bila sering menyaksikannya. Tak akan segan juga mengajak teman-temannya untuk berkelahi. Ia pun cenderung akan menganggap adegan kekerasan sebagai aksi nyata. Padahal, adegan kekerasan telah dikemas sedemikian rupa oleh sang sutradara semoga terlihat nyata. Nah, bila sang pendekar melaksanakan aksi-aksi berbahaya contohnya melompati dari atap rumah ke atap rumah lainnya ataupun memanjat pohon tinggi, sanggup saja akan ditiru olehnya. Sebagai hal penting lainnya yang mesti kita perhatikan, berdasarkan suatu penelitian, bila anak bahagia menonton film berisi adegan kekerasan, membuatnya kecanduan menontonnya
Mendidik Banyak Hal Keliru Kepada Sang Anak. Film berisi adegan kekerasan pun cenderung mendidik banyak hal keliru kepada sang anak. Ambil contoh, dalam film yang berisi adegan kekerasan, biasanya si penjahat tampil dengan wajah menakutkan dan berbadan besar. Sedangkan si pendekar biasanya berwajah tampan. Nah, alasannya hal tersebut, tak tertutup kemungkinan, membuatnya memandang bahwa seluruh laki-laki berwajah menakutkan dan berbadan besar yaitu penjahat. Dan juga, seluruh laki-laki berwajah ganteng yaitu orang baik. Tentunya, dalam kenyataannya, tidaklah demikian. Selain itu, tak tertutup kemungkinan juga, sang anak akan menganggap seluruh hal yang dilakukan sang pendekar yaitu hal terpuji. Ambil contoh, sang pendekar beraksi kebut-kebutan mengendarai mobilnya mengejar penjahat sampai menyerempet pejalan kaki. Bisa saja, sang akan memandang aksi ini sebagai tindakan terpuji.
Cenderung Memunculkan Sikap Anti Sosial dan Agresif. Menurut suatu penelitian, anak yang terlalu banyak menyaksikan tayangan berisi adegan kekerasan, sangat berisiko menyebabkan sulit berkonsentrasi dan hirau atau kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, berdasarkan penelitian lainnya, menjadikannya cenderung memandang dunia diisi oleh banyak orang jahat. Hal ini akan tentunya memacu perilaku bernafsu di dalam dirinya.
Demikian, beberapa imbas negatif film berisi adegan kekerasan terhadap perkembangan sang anak. Memang, sebaiknya kita tak mengizinkannya menonton film tersebut. Namun, kita sanggup memanfaatkan televisi dengan menyajikan tayangan bertema anak. Tentu saja, untuk lebih membangun intelegensinya, Beberapa teladan tayangan ini antara lain film berisi cara penambahan ataupun pengurangan, tayangan untuk mengenal lingkungan sekitar. Di aneka macam toko, film berisi tayangan ini tak sulit kita temukan.
Oleh: Rahadian
(Kirim pesan ke penulis)
Referensi:
1. https://www.beingtheparent.com/effects-of-violent-movies-on-toddlers/
2. https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/anak-nonton-film-kekerasan-psikopat/
Gambar:
1. https://www.maxpixel.net/static/photo/1x/Sword-Fighting-Fight-Man-Clothing-Outfit-People-1694627.jpg Sumber https://www.pendidikan-anak.com/