Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Asus Zenfone Max Pro M1, Di Luar Kebiasaan!



Jika beberapa bulan kemudian ada yang meminta rekomendasi ponsel Android berbaterai besar dengan harga maksimal 2,5 juta, dan harus punya jaringan layanan purna jual resmi yang praktis diakses, mungkin pilihannya jatuh kepada ASUS Zenfone 4 Max 5,2 inch.

Ponsel ini cukup nyaman dipakai koq, buktinya abang saya hingga ketika ini masih betah memakainya. Namun jikalau syarat baterai besar diganti dengan daya tahan baterai cukup seharian, maka saya akan lebih merekomendasikan ASUS Zenfone 3 5,2 inch saja yang punya kekuatan merata di semua sektor.

Tapi semua berubah. Di luar kebiasaan, ASUS tiba-tiba mengenalkan lini produk baru, yaitu M1 series yang diembel-embeli nama Zenfone Max. Agak gundah dengan Zenfone Max Plus M1, sekarang langkah yang ditempuh ASUS ketika merilis Zenfone Max Pro M1 semakin menciptakan saya bertanya-tanya, Ada Apa dengan ASUS?

Mari kita bahas dulu apa saja yang berbeda dengan produk ini, termasuk proses pemasarannya ya.

Pertama, tahun ini ASUS sudah biasa menggelontorkan produk ke pasaran terlebih dahulu, sebelum melaksanakan peluncuran resminya. Zenfone Max Pro M1 tidak, tak ada satupun penjual yang mempunyai stoknya, alasannya yaitu ternyata sementara ini dijual langsung di Lazada, dan dengan sistem flash sale.

Kaya ngga ASUS banget ya? Nah kita lanjut ke bahasan kedua kalau gitu. Harganya juga ngga ASUS banget koq. Rp 2.299.000 untuk spesifikasi menyerupai ini yaitu sesuatu yang luar biasa, bahkan kompetitor langsung ASUS pun belum bisa menjual semurah ini. Lebih abnormal lagi, masih ada diskon 100 ribu Rupiah lho semasa promosi Ultah Lazada.

Hasilnya sangat praktis ditebak. Banyak yang tidak kebagian. Sejak kapan produk ASUS susah dicari coba?

Oke saya sudahi bahasan wacana pemasarannya di sini. Kita mulai masuk bahasan terhadap produknya. Rupanya di sinipun masih terjadi hal luar biasa alias di luar kebiasaan itu. Pada Zenfone Max Pro M1 ini, ASUS tak menyematkan ZenUI dan menentukan Android Pure Vanilla alias stock sebagai tampilannya.



Entah apa yang terjadi, apakah engineer ASUS tak sempat melaksanakan porting ZenUI untuk dipadukan dengan hardware terbaru, atau ada alasan lain di balik keputusan ini. Bagi saya sih ok-ok saja, alasannya yaitu dampaknya performa terasa semakin smooth saja. Walau demikian ada beberapa fitur Zen UI yang saya rindukan jadinya.

Performance wise, Snapdragon 636 yang dijadikan inti dari powerhouse Zenfone Max Pro M1 ini memang bisa memperlihatkan kepuasan dengan user experience yang selalu lancar jaya. Dan Anda akan sangat-sangat terhibur jikalau melihat skor Antutu Benchmark hape 2 jutaan bisa setinggi ini.

Dalam dua gaya penggunaan yang berbeda, Zenfone Max Pro M1 ini mempunyai daya tahan baterai yang memuaskan. Pada percobaan pertama, dengan heavy usage di mana saya banyak menginstall aplikasi baru, melaksanakan tethering selama hampir 8 jam, berfoto dan juga live di Instagram, smartphone ini bisa bertahan selama 33 jam dengan screen-on time lebih dari 5 jam.

Pada percobaan selanjutnya saya memperlakukan Zenfone Max Pro M1 ini sebagai ponsel backup, di mana social media masih menyala, termasuk whatsapp yang aktif dengan sekitar 6 grup, namun hanya saya nyalakan sesekali saja. Hasilnya sungguh menciptakan bulu kuduk saya bergidik, tembus 4 hari 4 malam dengan screen-on time hampir 9 jam!

Ini menandakan bahwa dalam keadaan idle, Snapdragon 636 sangat hemat mengonsumsi daya. Dan jangan lupakan bahwa ini tak lepas dari andil besarnya kapasitas baterai ponsel ini. Berapa besar? Masa sih ngga tahu, 5.000 mAh guys! Dan ya, memang lebih besar dari tetangga sebelah yang sedikit lebih mahal itu.

Tanpa ZenUI, berarti kameranya juga tanpa Pixel Master ya. Kali ini ASUS menentukan menggunakan aplikasi Snapdragon Camera yang sepintas menyerupai Google Camera, termasuk kemampuan bokehnya. Ya, kamera belakangnya yang ganda kali ini tidak mempunyai setup normal dan wide, tapi bisa menciptakan foto-foto bokeh yang cukup menawan.

Dan uniknya, bokeh ini juga bisa dihasilkan oleh kamera depannya yang hanya sebatang kara. Dalam beberapa kali pengujian, beberapa kali saya menemukan lag ketika melaksanakan pengambilan gambar, dan problem ini nampaknya merupakan andil software ponsel ini yang terus menerima pembaharuan dari ASUS. Dari semenjak unbox hingga ketika menulis naskah video ini saja, sudah 2x update OTA saya terapkan.

Hasil foto dan videonya silakan dilihat langsung saja ya. Kalau evaluasi saya sih untuk harga 2-jutaan, segini cakep lah. Tapi saya ngga bilang ini kamera paling cakep di hape 2-jutaan ya. Tolong bedakan hehe.



Overall, saya yakin semua akan sepakat bahwa ponsel ini bisa jadi paling value deal di semester pertama 2018 ini. Processor terbaru Snapdragon 636, Baterai besar 5.000 mAh, latar Full HD+ 5,99 inch yang sangat usable, hingga kehadiran kamera ganda yang bokehnya ok banget.

Namun bukan tanpa keluhan ya, saya merasa dari sisi software ASUS masih akan banyak melaksanakan penyempurnaan. Dan biar ini juga bisa memperbaiki kinerja fingerprint scanner-nya yang angin-anginan.

Untuk problem looks pun saya bisa bilang desain ini membosankan walau memang jadi ciri khas produk smartphone ASUS tahun ini.

Kesimpulannya, ASUS Zenfone Max Pro M1, LUAR BIASA! Alias serba di luar kebiasaan. Produknya sendiri sudah niscaya worth the money dan value deals banget. Selamat berebutan aja deh dari saya hehe.

Dari Kota Cimahi, Aa Gogon pamit undur diri, wassalam!
Sumber https://www.gontagantihape.com/