Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kekeliruan-Kekeliruan Mendidik Anak Lelaki

Sudah terbit di: https://steemit.com/pendidikananak/@lerengbukit/kekeliruan-kekeliruan-mendidik-anak-lelaki

Tak tertutup kemungkinan, terkadang kita melaksanakan banyak sekali kekeliruan dalam mendidik anak. Termasuk juga jikalau kita mempunyai seorang anak lelaki Lalu, kekeliruan-kekeliruan apa saja yang terkadang kurang sempurna namun dianggap sempurna oleh orang renta umumnya dalam mendidik anak lelaki? Berikut beberapa kekeliruan tersebut. Sebagai orang renta yang mempunyai anak lelaki, tak ada salahnya kita lebih memahaminya


Gambar 1. Bagaimana Sebaiknya Mendidik Anak Lelaki?

Mendorong Anak Agar Selalu Mengikuti Pola Pikir Orang Tua. Umumnya, orang renta biasa selalu mendorong sang anak semoga mengikuti pola pikir orang tuanya. Padahal, seorang, anak lelaki bergotong-royong mempunyai sudut pandang aliran sendiri. Yang terpenting, sudut pandang aliran sang anak tak menyimpang dan tak keliru. Bila kita terus mendorong sang anak semoga mengikuti pola pikir kita, tak tertutup kemungkinan akan menghambat perkembangan kemampuan pola pikir sang anak. Perbedaan aliran orang renta dengan sang akan sebaiknya tak berujung menjadi konflik. Ambil teladan yang paling sederhana. Bila sang anak bermain game puzzle, biarkan sang anak menemukan cara tersendiri untuk menuntaskan permainan tersebut Menerapkan Banyak Peraturan. Secara psikologis, dalam masa perkembangan, anak lelaki secara fundamental ingin mencicipi kebebasan mengenal dunia. Karenanya, kita sebaiknya tidak menerapkan banyak peraturan yang mengekang kebebasannya. Bila kita menerapkan bermacam-macam peraturan, bergotong-royong menghambat perkembangannya dan proses belajarnya. Ambil contoh, jikalau kita melarang sang anak bermain di luar rumah dengan begitu ketat, bergotong-royong akan menghambat perkembangannya dan proses belajarnya mengenal dunia.

Membiarkan Sang Anak yang Merasa Bosan. Bila sang anak merasa bosan, biasanya emosi sang anak akan cepat naik. Selain itu, jikalau sang akan mempunyai saudara kandung, biasanya akan mengganggu mereka. Selain itu, tak tertutup kemungkinan juga, sang anak gampang mengeluh. Sang anak yang merasa bosan pun tak tertutup kemungkinan akan menghambat perkembangannya. Misalnya, sang akan kurang mempunyai motivasi ataupun kurang serius dalam belajar. Nah, semoga sang anak tak merasa bosan, kita sanggup mengajaknya bermain bersamanya. Ataupun, membiarkan sang anak bermain bersama teman-teman sebayanya.

Tak Mengajak Sang Anak Melakukan ‘Aktivitas Lembut’. Secara mendasar, anak lelaki memang bahagia melaksanakan hal-hal yang ‘berbau’ fisik. Misalnya, olahraga sepakbola, memanjat pohon, tabrak berpengaruh dan tabrak cepat dengan temannya, dan sebagainya. Padahal, ‘aktivitas-aktivitas lembut’ sesungguhnya penting juga bagi perkembangan anak. Beberapa ‘aktivitas lembut’ antara lain menikmati keindahan lukisan, mendengarkan musik, melukis ataupun menggambar, bermain ataupun mendengarkan musik, berekreasi menikmati keindahan alam, dan lain-lain. Kita, sebagai orang tua, tak ada salahnya mengajak sang anak untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut.

Tak Memperlakukan Anak Lelaki Sebagai Anak Lelaki. Anak lelaki mempunyai karakteristik yang khas. Sebagainya, kita mesti memahami karakteristik tersebut. Misalnya, sang anak lelaki kita gres saja berkelahi dengan temannya. Daripada kita memarahi perbuatannya tersebut, lebih kita mendidik sang anak semoga lebih bisa meredam emosinya. Memang, secara psikologis, bagi anak lelaki, perkelahian memang hal lumrah. Namun, tak lantas kita membiarkan anak kita berkelahi.

Demikian, kekeliruan dalam mendidik anak lelaki. Nah, apakah terdapat satu ataupun lebih kekeliruan tersebut yang kita lakukan? Bila ya, tak ada salahnya lekas memperbaikinya.

Oleh: Rahadian
(Kirim pesan ke penulis)

Referensi:
https://www.imom.com/6-mistakes-to-avoid-when-raising-a-son/#.W6UQJCMxc0M

Gambar:
https://pixabay.com/id/anak-anak-laki-laki-potret-817373/
Sumber https://www.pendidikan-anak.com/