Review Realme 2 Pro, Ngga Nyantai!
Nggak nyantai, inilah 2 kata yang sempurna untuk menggambarkan bagaimana price to spec comparison dari smartphone yang saya ulas kali ini.
Ya, ini yakni Realme 2 Pro, yang jadi smartphone resmi pertama di Indonesia yang bisa menghadirkan Snapdragon 660 pada kisaran harga di bawah 3-jutaan.
Lebih nggak nyantai lagi, yang saya uji yakni varian tertingginya yang mempunyai RAM 8 GB dan storage 128 GB, yang harga resminya 3,7 jutaan saja.
Penjualan smartphone ini pun konon ngga nyantai, sold out terus, walau diyakini pembelinya sebagian yakni toko-toko yang membeli di lazada untuk kemudian dijual lagi di marketplace saingannya, dengan ditambahkan cuan dulu tentunya, hehe.
Nah, apakah dengan spek di atas kertas yang mentereng begini, kemudian marketing yang sukses menciptakan hype sub-brand gres ini naik, serta aneka macam pemberitaan mengenai laku dan dicari-carinya smartphone ini, lantas menciptakan pesaing dari Realme inipun sudah tak bisa santai-santai lagi jualan?
Jawabannya silakan disimpulkan sesudah melahap habis review ini ya.
Saya pikir, sebagai sub-brand Oppo, sebagaimanapun punya diferensiasi dari induknya, sebagaimanapun kompetitif produknya, pastilah sudah dihitung matang-matang bagaimana semoga tidak saling membunuh.
Nah, satu hal yang sudah niscaya berbeda dari Oppo yakni kualitas kameranya. Realme 2 Pro punya kamera yang tak bisa dibilang buruk sih, masih sangat bisa dikatakan elok selama pengambilan gambar dilakukan pada kondisi ideal.
Apa ini artinya lowlights-nya payah? Ngga payah juga sih, rata-rata saja. Jelas tak sebagus performa kamera Oppo, bahkan ada beberapa smartphone 2-jutaan yang performanya lebih baik.
Hal ini berlaku juga untuk perekaman video yang hasilnya tak elok kalau dipaksa semisal melaksanakan vlogging outdoor di malam hari. Selain tak lagi tajam, stabilisasi yang tadinya cukup tidak mengecewakan pun semakin terasa jelly.
Namun, overall masih OK. Tapi ya itu, jangan maksa bikin konten gelap-gelapan aja yah hehe.
Karena kalau cahayanya cukup, saya yakin Anda akan cukup terpesona dengan hasil kameranya.
Coba deh lihat hasil foto berikut ini, kemudian tuliskan komentar apakah Anda terpesona atau tidak dengan kualitasnya ya. Silakan!
Perbedaan selanjutnya yakni absensi pinjaman fast charging, entah itu VOOC Charge, atau Qualcomm Quickcharge. Padahal SoC yang digunakan sih mendukung.
Mungkin untuk menekan harga ya, soalnya lisensi untuk quickcharge pastinya berbayar.
Sedikit disayangkan bahwa kapasitas baterainya malah lebih kecil dibanding Realme 2 ya, apalagi Snapdragon 660 dengan performanya yang gegas, memang tak sehemat Snapdragon 450 dalam mengonsumsi daya.
Tidak adanya LED Notifikasi juga menciptakan saya sering melewatkan chat-chat penting dikala smartphone ini saya tinggal. Ini agak kritikal sih bagi saya, jadinya mikir banget untuk dijadikan daily driver. Tapi untuk smartphone khusus gaming dan menympan aneka macam file multimedia sih pastinya cocok banget.
Komplain terakhir saya masih sama sih, posisi loudspeaker dan perlunya adaptasi dalam memakai ColorOS, semisal untuk dismiss notification toast, harus diswipe ke atas, bukan ke samping layaknya ponsel Android lain.
Komplainnya sudah, waktunya membahas semua yang saya apresiasi dari smartphone ini.
Pertama mah sudah niscaya atuh ya, jeroannya. Penggunaan Snapdragon 660 AI Engine yang walau katanya didownclock, nyata-nyata yummy banget digunakan main game. Di video unboxing saya sudah pribadi tes beberapa game, lancar tuh.
Disokong RAM 8 GB, multitasking jadi ga masalah. Notifikasi aneka macam aplikasi juga lancar masuk alasannya leganya RAM menciptakan banyak background process bisa terus berjalan.
Lanjut ke storage, 128 GB ini asyik banget. Saya jadi ga ragu untuk mendownload banyak playlist di Spotify dengan kualitas tertinggi. Jangan lupakan bahwa Realme 2 Pro mengusung triple card slots, 2 slot nano sim dan 1 slot khusus micro-SD. Asli ga ada khawatir-khawatirnya soal storage deh.
Kedua yakni layarnya yang sedap dipandang, dengan dewdrop notch yang mungil, sehingga area sudut atas layar masih sangat luas untuk aneka macam indikator dan ikon notifikasi, termasuk indikator kecepatan jaringan yang bagi saya cukup penting.
Vibrancy dan ketajaman layarnya pun kece. Asyik punya lah memandangi layarnya, entah itu dikala bermedia sosial, atau streaming.
Ketiga yakni daya tahan baterainya yang bisa bertahan sehari semalam dengan pemakaian yang cukup intens. 3.500 mAh nampaknya masih cukup ya sejauh ini.
Terakhir yakni duduk kasus looks dan estetika. Walau saya lebih memfavoritkan warna ice blue-nya, tapi warna hitam yang kadang nampak ibarat dark grey ini pun rasa-rasanya tetap menawan hati. Handling-nya enak, tidak licin dan tak pernah tergelincir dari genggaman selama saya pakai.
Saya pikir saya sudah tak perlu menciptakan kesimpulan ya untuk smartphone yang satu ini.
Intinya untuk spesifikasinya sangat bernilai kalau dibandingkan harga jual resminya.
Kompensasi terang ada di hal-hal yang saya bahas di awal tadi.
Namun bagi pembeli ada konsekuensi lain kalau di Indonesia ada smartphone dengan spek mentereng dan harga cukup miring, belinya rebutan hehehe. Dan kebanyakan yang rebutan malah buat dijual lagi buat ambil untung heuheu.
Jadilah subsidi dari Lazada dimanfaatkan oleh reseller, dan pada jadinya membantu meningkatkan transaksi di e-commerce lain yang pastinya yakni tentangan dari Lazada.
Pukpuk Lazada deh hihi.
Saya malah sudah ngga sabar, menunggu formasi smartphone Realme selanjutnya, apakah akan tetap ngga nyantai ibarat ini, atau nyantai dikit?
Atau malah makin kenceng? We'll see lah.
Yang niscaya saya makin bahagia lah kalo makin banyak produk yang jualan spek bagus.
Sip, begitu pandangan saya soal Realme 2 Pro ini, dari Kota Cimahi, Aa Gogon Pamit undur diri. Wassalam!
Sumber https://www.gontagantihape.com/