Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tipe Piston Dan Ring Piston

  Piston terkena gas bersuhu dan bertekanan tinggi selama langkah kerja Tipe piston dan ring piston
PISTON (TORAK)
  Piston terkena gas bersuhu dan bertekanan tinggi selama langkah kerja. Tekanan gas diteruskan ke crankshaft, dan sebagian besar panas yang diterima dilepaskan ke air pendingin melalui dinding silinder. Sebagian lagi akan diteruskan ke oli pelumas melalui sisi dalam. Saat bekerja, piston harus melalui gerakan naik turun terus menerus
pada putaran tinggi di sepanjang dinding silinder di bawah tekanan sisi, dan pada ketika yang sama mempertahankan tekanan pembakaran pada ruang bakar. Sehingga, bermacam faktor,
perluasan thermal, bentuk, dan dimensi, harus dipertimbangkan dalam mendesain piston.

Baca juga:
     Cara Kerja Transmisi Manual Lengkap Gambar


Syarat-syarat materi dari piston:
  •  Ringan
  •  Konduktivitas panas baik
  •  Koefisien perluasan thermal rendah, jika sanggup sama dengan materi dari blok silinder.
  •  Kekuatan yang cukup pada suhu tinggi.
  •  Keausan silinder sebab tekanan sisi yang besar rendah.
  Besi tuang khusus atau aluminum alloy dipakai sebagai materi piston. Besi tuang mempunyai koefisien ekpansi thermal menyerupai materi blok silinder, tetapi kekurangannya
yaitu berat.
  Aluminum alloy ringan, tetapi mempunyai kekurangan koefisien perluasan thermal tinggi. Aluminum alloy lebih baik daripada besi tuang dalam konduksi panas. Low-ex yaitu adonan dari aluminum dan silicon, dan kini dipakai untuk mesin putaran tinggi sebab mempunyai koefisien perluasan thermal rendah dan pengecoran mudah.
Tipe-tipe piston
  Tipe-tipe piston terlihat di samping, dan mempunyai fitur-fitur. Tipe solid mempunyai stability dan reliability yang baik, dan dipakai pada mesin banyak sekali ukuran. Pada tipe slipper, kepingan bawah piston dipotong dengan sudut yang sempurna untuk mencegah tekanan permukaan naik ke sisi. Dan ini juga mengurangi berat piston dan area persinggungan. Oleh sebab itu piston tipe ini dipakai pada mesin ukuran besar atau putaran tinggi.
  Dengan tipe offset, titik tengah piston pin offset terhadap sisi thrust dari lubang, untuk mengurangi tenaga sisi pada piston dan mengurangi bunyi piston slap.

1) Ring trigger (Ring carrier)
  Saat suhu piston naik, perluasan piston akan naik dan ini menjadikan kerusakan piston seizure atau ring macet. Kemudian keausan ring groove wear akan naik, dan mengurangi performa penyegelan gas. Karenanya, biasanya, pada aluminum alloy piston, ring trigger besi tuang khusus terpasang pada ring groove teratas yang terkena beban panas sangat

2) Scuff grup band
  Biasanya, mesin ukuran besar mempunyai scuff grup band band pada kepingan atas piston. Scuff grup band ini berfungsi untuk memperbaiki pemasangan dan mencegah kerusakan piston atau endapan karbon.

3) Metode pemasangan piston pin
  Terdapat dua metode pemasangan piston pin, yaitu semi floating dan full floating. Pada metode semi floating, piston pin di-press ke connecting rod small end, dan kondisi antara piston pin dan piston pin boss bebas. Sedangkan metode full floating, antara piston pin, piston pin boss dan connecting rod small end bebas, dan piston pin ditahan oleh snap ring.
PISTON RING (PEGAS TORAK)
 
  Piston ring terpasang pada ring grooves disekeliling piston untuk menjaga combustion chamber kedap udara antara piston dan cylinder head. Juga mengkonduksikan panas yang diterima piston ke dinding cylinder. Piston ring mengikis oli yang disemprotkan ke dinding cylinder untuk meninggalkan oil film minimum yang dibutuhkan untuk melumasi piston dan piston ring, dan mencegah oli yang berlebihan masuk ke combustion chamber.
  Ring yang dipakai untuk mempertahankan tekanan pembakaran disebut compression ring, dan yang berfungsi untuk mengikis oli yang Oil ring berlebihan, disebut oil ring. Compression ring bergantian membentur kepingan atas dan bawah ring groove ketika piston naik dan turun. Selama langkah usaha, gas bertekanan tinggi mendorong ring ke bawah.
  Compression ring juga menaikkan tekanan pembakaran ketika gas bertekanan tinggi mendorong ring ke dinding cylinder dari belakang ring. Oil ring berbentuk runcing dan beralur pada permukaan geseknya untuk menaikkan tekanan unit sehingga kerapatan dengan dinding silinder sanggup dipertahankan oleh tegangannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan untuk oil ring dengan tekanan unit yang lebih besar untuk mesin putaran tinggi, oil ring dengan expander umumnya digunakan.
  Piston ring umumnya dilapis dengan chrome keras pada kepingan atas, bawah dan permukaan luar. Chrome-plated ring mempunyai ketahanan aus dan konduksi panas yang baik, tetapi ring tipe ini dihentikan dipakai dengan chromard liner sebab sanggup menjadikan kerusakan piston.

Tipe-tipe oil ring Piston ring
1) Fungsi pemompaan dari piston
  ring Karena gerakan dari piston ring naik turun, sulit untuk mempertahankan oil film daripada dengan gerakan berputar. Karenanya kerugian gesek sangatlah besar. Pelumasan tipe percikan dipakai untuk mensuplai oli pelumas ke permukaan silinder untuk pelumasan efektif, dan ke piston untuk pendinginan efektif.
  Untuk alasan ini, dibutuhkan suplai oli yang cukup. Akan tetapi, ketika oli pelumas masuk ke dalam combustion chamber, ini tidak hanya menjadikan kenaikan pada konsumsi oli, tetapi juga menghasilkan endapan karbon, yang menjadikan duduk kasus menyerupai valve bocor, dan mis-firing.
  Selanjutnya, juga sanggup menjadikan piston ring macet. Saat mesin bekerja, piston ring bergerak naik dan turun pada groove, sehingga oli pelumas yang dibutuhkan dikirim ke combustion chamber untuk membentuk oil film. Ini disebut dengan fungsi pemompaan dari piston ring. Salah satu fungsi dari oil ring yaitu untuk mengikis kelebihan oli.
  Kerjasama antara compression ring dan oil ring memungkinkan untuk mensuplai oli pelumas yang cukup ke kepingan bawah piston, dan juga mengurangi seminimum yang diharapkan pada kepingan kepala piston. Sehingga mencegah oli pelumas yang berlebihan masuk ke combustion chamber.
2) Ring flutter
Perbedaan dalam diameter silinder antara kepingan atas dan bawah terjadi sebab perbedaan suhu antara kepingan atas dan bawah silinder, atau sebab keausan silinder. Saat piston ring bergerak ke atas dan bawah silinder, diameter ring membesar dan mengecil disepanjang permukaan silinder. Selama langkah hisap, ring berafiliasi dengan permukaan atas ring groove, dan selama langkah buang, ring berafiliasi dengan permukaan bawah ring.
  Saat ring berada pada posisi tengah-tengah ring groove, ring dalam kondisi mengambang penuh. Saat mesin dengan fitur ini bekerja pada putaran tinggi, vibrasi ring bertemu dengan vibrasi natural ring dan bergerak bebas. Fenomena ini disebut ring flutter, dan menjadikan kebocoran gas, oli memburuk,kemudian
  Ring flutter menaikkan rasio konsumsi oli atau menjadikan keausan ring dan kerusakan. Untuk mesin putaran tinggi, ring mempunyai daya regang tinggi dan lebar sempit untuk mencegah ring flutter. Jika mesin dipacu ketika periode pemanasan, sanggup menjadikan ring flutter, kesudahannya diharapkan perhatian khusus.
  Jika menambah wawasan anda perihal ilmu otomotif silahkan share