Sistem Rem (Break Sytem) Cara Kerja Komponen Syaratlengkap Gambar Dan Tipe Boster Rem
SISTEM REM
Rem diharapkan tidak hanya untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan tetapi juga untuk mengamankannya ketika posisi parkir sehingga mencegah terjadinya kecelakaan. Rem kendaraan diharapkan untuk memenuhi standar keamanan otomotif lantaran mereka mempunyai hubungan penting dengan keamanan berlalu-lintas.
Rem kendaraan sanggup dibagi menjadi service brake dan parking brake. Service brake mempunyai foot pedal untuk mengontrol laju kecepatan sedangkan parking brake mempunyai lever atau hand grip yang ditarik untuk menahan kendaraan semoga membisu untuk waktu yang lama. Parking brake juga dipakai sebagai emergency brake. Untuk mendapatkan gaya pengereman yang lebih besar, kendaraan heavy-duty dengan desain terbaru mengadopsi auxiliary brake yang sanggup dipakai bersama dengan service brake.
PRINSIP REM
Prinsip rem ialah merubah energi gerak menjadi energi panas. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem adonan penitikberatan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya ukiran yang ditimbulkan antara dua objek/ benda.
TIPE REM
Automotive brake sanggup dibagi menjadi sebagai berikut.
1. PEMBAGIAN MENURUT METODE PENGONTROL
1.1 Foot brake
1.2 Hand brake
2. PEMBAGIAN MENURUT PENGGUNAAN
2.1 Service brake 2.2 Emergency brake
2.3 Parking brake
3. PEMBAGIAN MENURUT POSISI PEMASANGAN
3.1 Brake pada propeller shaft
3.2 Brakes pada roda Brake pada roda sanggup dibagi lagi menjadi 2 tipe
3.2.1 Drum brake
3.2.2 Disc brake
4. PEMBAGIAN MENURUT PRINSIP KERJA
4.1 Mechanical brake (Rem yang secara mekanis dikontrol memakai rod atau kabel)
4.2 Hydraulic brake (Rem dikontrol oleh tekanan hidrolis)
4.3 Power brake (Rem dikontrol oleh udara bertekanan)
REM KAKI
Rem yang dioperasikan secara hidrolis yang paling banyak dipakai pada kendaraan bergantung pada aturan pascal yang menyarankan bahwa tekanan kaki yang bekerja pada brake pedal dirubah melalui master cylinder menjadi tekanan hidrolis yang diteruskan melalui pipa ke wheel cylinder semoga menghasilkan imbas pengereman.
PENGONTROL REM
1. Master Silinder
Master cylinder ialah alat untuk merubah tekanan kaki pada brake pedal menjadi tekanan fluida. Fitur lain dari brake master cylinder assembly termasuk pengisian cepat dari sirkuit hidrolis dengan minyak rem dari reservoir dan kerja dari reaction disc yang meneruskan perubahan tekanan fluida kembali ke brake pedal, memperlihatkan pengemudi respon pedal rem.
Seperti terlihat dalam gambar, master cylinder desain konvensional terdiri dari fluid reservoir dan cylinder dengan inlet port dimana fluida yang mengalir disuplai dan return port yang mengembalikan fluida ke reservoir. Terpasang pada oil return port ialah check valve yang berfungsi untuk mempertahankan fluida dalam sirkuit rem pada tekanan optimum.
1. Tipe Master cylinder tandem
Primary piston assembly terdiri dari primary secondary cup
cup, and return spring. Secondary piston mempunyai primary cup dan dua secondary cup dan return spring yang mengatur secondary piston assembly. Primary dan secondary piston assembly dihubungkan satu sama lain dengan return spring untuk mencegah kesalahan posisi dari primary dan secondary piston.
Pada secondary piston terdapat return spring, yang ditahan pada posisinya dalam cylinder oleh stopper bolt, dan primary piston dikembalikan oleh spring ke posisi bersinggungan dengan snap ring.
Minyak rem dari fluid reservoir dialirkan melalui fluid passage ke dalam cylinder dimana dialihkan oleh primary dan secondary piston ke front dan rear brake.
2. Master Vacuum
master-vacum adalah booster tipe vacuum yang didesain untuk memperbesar gaya pengereman dengan memakai perbedaan tekanan antara vakum dan tekanan atmosfir. Master-vac terpasang antara brake pedal dan master cylinder untuk membantu agresi pengereman dan power section dibentuk kompak. Master-vac berfungsi untuk meminimalkan tekanan kaki yang diharapkan untuk mengoperasikan brake pedal dan pada power section terdapat control valve dan komponen sensitif untuk memperlihatkan pengemudi respon brake pedal.
Konstruksi
Master-vac assembly terdiri dari komponen-komponen ibarat terlihat di atas. Power cylinder terdiri dari bakelite power piston dan rubber diaphragm. Power cylinder terdiri dari front shell dan rear shell, dimana di antaranya terdapat diaphragm assembly, sehingga serpihan dalam dari power cylinder tidak berafiliasi dengan udara luar. Chamber antara power cylinder dipisahkan oleh diaphragm juga dipertahankan kedap udara. Power piston assembly diarahkan oleh tube yang pas bergeser dalam rear shell, dan seal pada rear shell berfungsi mempertahankan penyegelan antara rear shell dan guide tube.
Valve body guard terpasang untuk melindungi guide tube terhadap debu, air dan partikel ajaib lainnya. Terpasang pada sisi kiri power piston ialah push-rod plunger, pada ujung sisi kanan yang terpasang berlawanan dengan rubber reaction disc dibentuk dalam power piston. Reaction disc terbuat dari material lentur untuk mengijinkan pergerakan independent dari power piston dan push-rod. Pushrod plunger diperpanjang melalui serpihan sliding front shell disegel dengan plate dan seal assembly. Tekanan negatif masuk ke dalam constant pressure chamber dalam cylinder melalui check valve pada front shell. Valve plunger terpasang pada operating rod eksklusif berafiliasi dengan brake pedal. Valve plunger dan operating rod dikembalikan ke posisi kanan power piston oleh return spring. Vacum valve assembly terpasang pada ujung dari air valve dengan memakai vacum valve spring untuk mempertahankan terusan udara tertutup.
3. VACUUM PUMP
Garis besar Vacuum pump di-spline eksklusif ke AC generator dan digerakkan oleh mesin melalui fan belt. Vacuum pump menarik udara dari air tank semoga kondisinya bertekanan negatif.
Konstruksi
Vacuum pump ialah tipe rotary dengan empat vane terpasang pada radial slot rotor dalam casing. Saat rotor digerakkan, celah antara ujung vane dan pump case berubah-ubah dan mengirimkan udara dari inlet port ke outlet port, menjadikan sisi inlet menjadi kondisi kevakuman. Vacuum pump cover mempunyai oil pipe kawasan dimana oli mesin diberikan sedangkan pompa bekerja untuk melumasi komponen yang bekerja. Oli mesin juga bercampur dengan udara yang tertarik oleh pompa untuk menghasilkan sealing dari vane dan oli kemudian dikembalikan ke oil pan. Vane selalu berafiliasi dengan dinding dalam casing untuk mempertahankan sealing yang terbuat dari sintered carbon dan lebih keras dari carbon brush untuk alternator, tetapi mereka akan aus lebih cepat dan sanggup tergores permukaannya jikalau dibiarkan beroperasi tanpa pelumasan yang cukup.
Untuk mencegah keausan, untuk memperbaiki sealing antara vane dan inner wall dari casing dan untuk memperlihatkan komponen yang bergesekan imbas pendinginan, oli mesin diberikan pada serpihan yang bergesekan dari vane dan casing. Oli mesin dialirkan melalui oil port, ke oil delivery port pada rear end frame dari alternator dan melumasi sliding bearing. Setelah melumasi komponen yang bekerja, oli dikembalikan melewati crankcase mesin, ke oil pump bersama dengan udara. Check valve pada air inlet side vacuum pump berfungsi untuk mencegah ajaran berlawanan udara dari vacuum pump ke air tank dan oli dari vacuum pump ke mesin.
Cara kerja Saat pompa ibarat gambar a, udara ditarik ke dalam vacuum pump dari air tank. Setelah pompa bekerja dan hingga kondisi ibarat pada gambar b, chamber 1 disegel oleh blade 1 dan 4 yang bersinggungan dengan inner wall dan dalam gambar c, udara yang terjebak dalam chamber dikompresikan. Saat pompa terus berputar hingga pada posisi d, udara bertekanan dialirkan melalui outlet port. Siklus operasi yang sama juga terjadi pada chamber 2, 3 dan 4 untuk menghasilkan vakum dalam air tank.
4. KATUP PENYEIMBANG (PROPORTIONING VALVE)
Distribusi beban pada roda depan dan belakang sangat bervariasi dan khususnya distribusi beban pada roda belakang sangat dipengaruhi oleh kondisi beban. Karena distribusi gaya pengereman pada roda depan dan belakang ditentukan untuk menyediakan agresi pengereman yang paling efektif ketika kendaraan beban penuh, pengereman tiba-tiba ketika tanpa beban sanggup menjadikan roda belakang terkunci, sehingga mempengaruhi stabilitas. Proportioning valve mengontrol tekanan fluida yang bekerja pada rem belakang untuk mencegah roda belakang terkunci pada kondisi beban apapun, sehingga memastikan agresi pengereman yang positif.
Blend Proportioning Valve (BPV)
Tekanan master cylinder rendah
Cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada proportioning valve.
Tekanan master cylinder sedang
Cara kerja ketika tekanan master cylinder sedang pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder tinggi pada proportioning valve.
Tekanan master cylinder tinggi
Saat tekanan master cylinder tinggi, by pass valve (II) bekerja, dimana tekanan minyak rem mendorong piston (1) melawan tegangan pegas. Seal tidak menutup terusan (4), sehingga tekanan hidraulis di master cylinder sama dengan wheel cylinder. Pada blend proportioning valve terdapat dua split point.
5. ANTI-LOCK BRAKE SYSTEM
Rem anti-lock brake system ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak eksklusif mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
Komponen dan Fungsi :
2. Hydraulic Line (aliran fluida)
3. Hydraulic Unit (H/U),
menerima perintah dari control unit dan mengatur tekanan minyak pada roda-roda.
4. Control Unit,
mendapatkan signal dari sensor-sensor kemudian mengkalkulasi dan mengirim signal ke actuator.
5. Front Right Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda depan kanan.
6. Front Left Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda depan kiri
7. Rear Right Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda belakang kanan.
8. Rear Left Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda belakang kiri.
9. G Sensor (hanya 4WD),
mendeteksi akselerasi dan deselerasi kendaraan 10. Transfer Control Unit (hanya 4WD), mendeteksi pengendaraan pada posisi 4 WD atau 2 WD.SISTEM REM
Rem diharapkan tidak hanya untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan tetapi juga untuk mengamankannya ketika posisi parkir sehingga mencegah terjadinya kecelakaan. Rem kendaraan diharapkan untuk memenuhi standar keamanan otomotif lantaran mereka mempunyai hubungan penting dengan keamanan berlalu-lintas. Rem kendaraan sanggup dibagi menjadi service brake dan parking brake. Service brake mempunyai foot pedal untuk mengontrol laju kecepatan sedangkan parking brake mempunyai lever atau hand grip yang ditarik untuk menahan kendaraan semoga membisu untuk waktu yang lama. Parking brake juga dipakai sebagai emergency brake. Untuk mendapatkan gaya pengereman yang lebih besar, kendaraan heavy-duty dengan desain terbaru mengadopsi auxiliary brake yang sanggup dipakai bersama dengan service brake.
Rem diharapkan tidak hanya untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan tetapi juga untuk mengamankannya ketika posisi parkir sehingga mencegah terjadinya kecelakaan. Rem kendaraan diharapkan untuk memenuhi standar keamanan otomotif lantaran mereka mempunyai hubungan penting dengan keamanan berlalu-lintas.
Rem kendaraan sanggup dibagi menjadi service brake dan parking brake. Service brake mempunyai foot pedal untuk mengontrol laju kecepatan sedangkan parking brake mempunyai lever atau hand grip yang ditarik untuk menahan kendaraan semoga membisu untuk waktu yang lama. Parking brake juga dipakai sebagai emergency brake. Untuk mendapatkan gaya pengereman yang lebih besar, kendaraan heavy-duty dengan desain terbaru mengadopsi auxiliary brake yang sanggup dipakai bersama dengan service brake.
PRINSIP REM
Prinsip rem ialah merubah energi gerak menjadi energi panas. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem adonan penitikberatan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya ukiran yang ditimbulkan antara dua objek/ benda.
TIPE REM
Automotive brake sanggup dibagi menjadi sebagai berikut.
1. PEMBAGIAN MENURUT METODE PENGONTROL
1.1 Foot brake
1.2 Hand brake
2. PEMBAGIAN MENURUT PENGGUNAAN
2.1 Service brake 2.2 Emergency brake
2.3 Parking brake
3. PEMBAGIAN MENURUT POSISI PEMASANGAN
3.1 Brake pada propeller shaft
3.2 Brakes pada roda Brake pada roda sanggup dibagi lagi menjadi 2 tipe
3.2.1 Drum brake
3.2.2 Disc brake
4. PEMBAGIAN MENURUT PRINSIP KERJA
4.1 Mechanical brake (Rem yang secara mekanis dikontrol memakai rod atau kabel)
4.2 Hydraulic brake (Rem dikontrol oleh tekanan hidrolis)
4.3 Power brake (Rem dikontrol oleh udara bertekanan)
REM KAKI
Rem yang dioperasikan secara hidrolis yang paling banyak dipakai pada kendaraan bergantung pada aturan pascal yang menyarankan bahwa tekanan kaki yang bekerja pada brake pedal dirubah melalui master cylinder menjadi tekanan hidrolis yang diteruskan melalui pipa ke wheel cylinder semoga menghasilkan imbas pengereman.
PENGONTROL REM
1. Master Silinder
Master cylinder ialah alat untuk merubah tekanan kaki pada brake pedal menjadi tekanan fluida. Fitur lain dari brake master cylinder assembly termasuk pengisian cepat dari sirkuit hidrolis dengan minyak rem dari reservoir dan kerja dari reaction disc yang meneruskan perubahan tekanan fluida kembali ke brake pedal, memperlihatkan pengemudi respon pedal rem.
Seperti terlihat dalam gambar, master cylinder desain konvensional terdiri dari fluid reservoir dan cylinder dengan inlet port dimana fluida yang mengalir disuplai dan return port yang mengembalikan fluida ke reservoir. Terpasang pada oil return port ialah check valve yang berfungsi untuk mempertahankan fluida dalam sirkuit rem pada tekanan optimum.
1. Tipe Master cylinder tandem
Primary piston assembly terdiri dari primary secondary cup
cup, and return spring. Secondary piston mempunyai primary cup dan dua secondary cup dan return spring yang mengatur secondary piston assembly. Primary dan secondary piston assembly dihubungkan satu sama lain dengan return spring untuk mencegah kesalahan posisi dari primary dan secondary piston.
Pada secondary piston terdapat return spring, yang ditahan pada posisinya dalam cylinder oleh stopper bolt, dan primary piston dikembalikan oleh spring ke posisi bersinggungan dengan snap ring.
Minyak rem dari fluid reservoir dialirkan melalui fluid passage ke dalam cylinder dimana dialihkan oleh primary dan secondary piston ke front dan rear brake.
2. Master Vacuum
master-vacum adalah booster tipe vacuum yang didesain untuk memperbesar gaya pengereman dengan memakai perbedaan tekanan antara vakum dan tekanan atmosfir. Master-vac terpasang antara brake pedal dan master cylinder untuk membantu agresi pengereman dan power section dibentuk kompak. Master-vac berfungsi untuk meminimalkan tekanan kaki yang diharapkan untuk mengoperasikan brake pedal dan pada power section terdapat control valve dan komponen sensitif untuk memperlihatkan pengemudi respon brake pedal.
Konstruksi
Master-vac assembly terdiri dari komponen-komponen ibarat terlihat di atas. Power cylinder terdiri dari bakelite power piston dan rubber diaphragm. Power cylinder terdiri dari front shell dan rear shell, dimana di antaranya terdapat diaphragm assembly, sehingga serpihan dalam dari power cylinder tidak berafiliasi dengan udara luar. Chamber antara power cylinder dipisahkan oleh diaphragm juga dipertahankan kedap udara. Power piston assembly diarahkan oleh tube yang pas bergeser dalam rear shell, dan seal pada rear shell berfungsi mempertahankan penyegelan antara rear shell dan guide tube.
Valve body guard terpasang untuk melindungi guide tube terhadap debu, air dan partikel ajaib lainnya. Terpasang pada sisi kiri power piston ialah push-rod plunger, pada ujung sisi kanan yang terpasang berlawanan dengan rubber reaction disc dibentuk dalam power piston. Reaction disc terbuat dari material lentur untuk mengijinkan pergerakan independent dari power piston dan push-rod. Pushrod plunger diperpanjang melalui serpihan sliding front shell disegel dengan plate dan seal assembly. Tekanan negatif masuk ke dalam constant pressure chamber dalam cylinder melalui check valve pada front shell. Valve plunger terpasang pada operating rod eksklusif berafiliasi dengan brake pedal. Valve plunger dan operating rod dikembalikan ke posisi kanan power piston oleh return spring. Vacum valve assembly terpasang pada ujung dari air valve dengan memakai vacum valve spring untuk mempertahankan terusan udara tertutup.
3. VACUUM PUMP
Garis besar Vacuum pump di-spline eksklusif ke AC generator dan digerakkan oleh mesin melalui fan belt. Vacuum pump menarik udara dari air tank semoga kondisinya bertekanan negatif.
Konstruksi
Vacuum pump ialah tipe rotary dengan empat vane terpasang pada radial slot rotor dalam casing. Saat rotor digerakkan, celah antara ujung vane dan pump case berubah-ubah dan mengirimkan udara dari inlet port ke outlet port, menjadikan sisi inlet menjadi kondisi kevakuman. Vacuum pump cover mempunyai oil pipe kawasan dimana oli mesin diberikan sedangkan pompa bekerja untuk melumasi komponen yang bekerja. Oli mesin juga bercampur dengan udara yang tertarik oleh pompa untuk menghasilkan sealing dari vane dan oli kemudian dikembalikan ke oil pan. Vane selalu berafiliasi dengan dinding dalam casing untuk mempertahankan sealing yang terbuat dari sintered carbon dan lebih keras dari carbon brush untuk alternator, tetapi mereka akan aus lebih cepat dan sanggup tergores permukaannya jikalau dibiarkan beroperasi tanpa pelumasan yang cukup.
Untuk mencegah keausan, untuk memperbaiki sealing antara vane dan inner wall dari casing dan untuk memperlihatkan komponen yang bergesekan imbas pendinginan, oli mesin diberikan pada serpihan yang bergesekan dari vane dan casing. Oli mesin dialirkan melalui oil port, ke oil delivery port pada rear end frame dari alternator dan melumasi sliding bearing. Setelah melumasi komponen yang bekerja, oli dikembalikan melewati crankcase mesin, ke oil pump bersama dengan udara. Check valve pada air inlet side vacuum pump berfungsi untuk mencegah ajaran berlawanan udara dari vacuum pump ke air tank dan oli dari vacuum pump ke mesin.
Cara kerja Saat pompa ibarat gambar a, udara ditarik ke dalam vacuum pump dari air tank. Setelah pompa bekerja dan hingga kondisi ibarat pada gambar b, chamber 1 disegel oleh blade 1 dan 4 yang bersinggungan dengan inner wall dan dalam gambar c, udara yang terjebak dalam chamber dikompresikan. Saat pompa terus berputar hingga pada posisi d, udara bertekanan dialirkan melalui outlet port. Siklus operasi yang sama juga terjadi pada chamber 2, 3 dan 4 untuk menghasilkan vakum dalam air tank.
4. KATUP PENYEIMBANG (PROPORTIONING VALVE)
Distribusi beban pada roda depan dan belakang sangat bervariasi dan khususnya distribusi beban pada roda belakang sangat dipengaruhi oleh kondisi beban. Karena distribusi gaya pengereman pada roda depan dan belakang ditentukan untuk menyediakan agresi pengereman yang paling efektif ketika kendaraan beban penuh, pengereman tiba-tiba ketika tanpa beban sanggup menjadikan roda belakang terkunci, sehingga mempengaruhi stabilitas. Proportioning valve mengontrol tekanan fluida yang bekerja pada rem belakang untuk mencegah roda belakang terkunci pada kondisi beban apapun, sehingga memastikan agresi pengereman yang positif.
Blend Proportioning Valve (BPV)
Tekanan master cylinder rendah
Cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada proportioning valve.
Tekanan master cylinder sedang
Cara kerja ketika tekanan master cylinder sedang pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder tinggi pada proportioning valve.
Tekanan master cylinder tinggi
Saat tekanan master cylinder tinggi, by pass valve (II) bekerja, dimana tekanan minyak rem mendorong piston (1) melawan tegangan pegas. Seal tidak menutup terusan (4), sehingga tekanan hidraulis di master cylinder sama dengan wheel cylinder. Pada blend proportioning valve terdapat dua split point.
5. ANTI-LOCK BRAKE SYSTEM
Rem anti-lock brake system ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak eksklusif mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
Komponen dan Fungsi :
1. Electrical Line (aliran listrik)
2. Hydraulic Line (aliran fluida)
3. Hydraulic Unit (H/U),
menerima perintah dari control unit dan mengatur tekanan minyak pada roda-roda.
4. Control Unit,
mendapatkan signal dari sensor-sensor kemudian mengkalkulasi dan mengirim signal ke actuator.
5. Front Right Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda depan kanan.
6. Front Left Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda depan kiri
7. Rear Right Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda belakang kanan.
8. Rear Left Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda belakang kiri.
9. G Sensor (hanya 4WD),
mendeteksi akselerasi dan deselerasi kendaraan 10. Transfer Control Unit (hanya 4WD), mendeteksi pengendaraan pada posisi 4 WD atau 2 WD.SISTEM REM
Rem diharapkan tidak hanya untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan tetapi juga untuk mengamankannya ketika posisi parkir sehingga mencegah terjadinya kecelakaan. Rem kendaraan diharapkan untuk memenuhi standar keamanan otomotif lantaran mereka mempunyai hubungan penting dengan keamanan berlalu-lintas. Rem kendaraan sanggup dibagi menjadi service brake dan parking brake. Service brake mempunyai foot pedal untuk mengontrol laju kecepatan sedangkan parking brake mempunyai lever atau hand grip yang ditarik untuk menahan kendaraan semoga membisu untuk waktu yang lama. Parking brake juga dipakai sebagai emergency brake. Untuk mendapatkan gaya pengereman yang lebih besar, kendaraan heavy-duty dengan desain terbaru mengadopsi auxiliary brake yang sanggup dipakai bersama dengan service brake.
PRINSIP REM
Prinsip rem ialah merubah energi gerak menjadi energi panas. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem adonan penitikberatan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya ukiran yang ditimbulkan antara dua objek/ benda.
TIPE REM
Automotive brake sanggup dibagi menjadi sebagai berikut.
1. PEMBAGIAN MENURUT METODE PENGONTROL
1.1 Foot brake
1.2 Hand brake
1.1 Foot brake
1.2 Hand brake
2. PEMBAGIAN MENURUT PENGGUNAAN
2.1 Service brake 2.2 Emergency brake
2.3 Parking brake
2.1 Service brake 2.2 Emergency brake
2.3 Parking brake
3. PEMBAGIAN MENURUT POSISI PEMASANGAN
3.1 Brake pada propeller shaft
3.2 Brakes pada roda Brake pada roda sanggup dibagi lagi menjadi 2 tipe
3.2.1 Drum brake
3.2.2 Disc brake
3.1 Brake pada propeller shaft
3.2 Brakes pada roda Brake pada roda sanggup dibagi lagi menjadi 2 tipe
3.2.1 Drum brake
3.2.2 Disc brake
4. PEMBAGIAN MENURUT PRINSIP KERJA
4.1 Mechanical brake (Rem yang secara mekanis dikontrol memakai rod atau kabel)
4.2 Hydraulic brake (Rem dikontrol oleh tekanan hidrolis)
4.3 Power brake (Rem dikontrol oleh udara bertekanan)
4.1 Mechanical brake (Rem yang secara mekanis dikontrol memakai rod atau kabel)
4.2 Hydraulic brake (Rem dikontrol oleh tekanan hidrolis)
4.3 Power brake (Rem dikontrol oleh udara bertekanan)
REM KAKI
Rem yang dioperasikan secara hidrolis yang paling banyak dipakai pada kendaraan bergantung pada aturan pascal yang menyarankan bahwa tekanan kaki yang bekerja pada brake pedal dirubah melalui master cylinder menjadi tekanan hidrolis yang diteruskan melalui pipa ke wheel cylinder semoga menghasilkan imbas pengereman.
PENGONTROL REM
1. Master Silinder
Master cylinder ialah alat untuk merubah tekanan kaki pada brake pedal menjadi tekanan fluida. Fitur lain dari brake master cylinder assembly termasuk pengisian cepat dari sirkuit hidrolis dengan minyak rem dari reservoir dan kerja dari reaction disc yang meneruskan perubahan tekanan fluida kembali ke brake pedal, memperlihatkan pengemudi respon pedal rem.
Seperti terlihat dalam gambar, master cylinder desain konvensional terdiri dari fluid reservoir dan cylinder dengan inlet port dimana fluida yang mengalir disuplai dan return port yang mengembalikan fluida ke reservoir. Terpasang pada oil return port ialah check valve yang berfungsi untuk mempertahankan fluida dalam sirkuit rem pada tekanan optimum.
1. Tipe Master cylinder tandem
Primary piston assembly terdiri dari primary secondary cup
cup, and return spring. Secondary piston mempunyai primary cup dan dua secondary cup dan return spring yang mengatur secondary piston assembly. Primary dan secondary piston assembly dihubungkan satu sama lain dengan return spring untuk mencegah kesalahan posisi dari primary dan secondary piston.
cup, and return spring. Secondary piston mempunyai primary cup dan dua secondary cup dan return spring yang mengatur secondary piston assembly. Primary dan secondary piston assembly dihubungkan satu sama lain dengan return spring untuk mencegah kesalahan posisi dari primary dan secondary piston.
Pada secondary piston terdapat return spring, yang ditahan pada posisinya dalam cylinder oleh stopper bolt, dan primary piston dikembalikan oleh spring ke posisi bersinggungan dengan snap ring.
Minyak rem dari fluid reservoir dialirkan melalui fluid passage ke dalam cylinder dimana dialihkan oleh primary dan secondary piston ke front dan rear brake.
Minyak rem dari fluid reservoir dialirkan melalui fluid passage ke dalam cylinder dimana dialihkan oleh primary dan secondary piston ke front dan rear brake.
2. Master Vacuum
master-vacum adalah booster tipe vacuum yang didesain untuk memperbesar gaya pengereman dengan memakai perbedaan tekanan antara vakum dan tekanan atmosfir. Master-vac terpasang antara brake pedal dan master cylinder untuk membantu agresi pengereman dan power section dibentuk kompak. Master-vac berfungsi untuk meminimalkan tekanan kaki yang diharapkan untuk mengoperasikan brake pedal dan pada power section terdapat control valve dan komponen sensitif untuk memperlihatkan pengemudi respon brake pedal.
master-vacum adalah booster tipe vacuum yang didesain untuk memperbesar gaya pengereman dengan memakai perbedaan tekanan antara vakum dan tekanan atmosfir. Master-vac terpasang antara brake pedal dan master cylinder untuk membantu agresi pengereman dan power section dibentuk kompak. Master-vac berfungsi untuk meminimalkan tekanan kaki yang diharapkan untuk mengoperasikan brake pedal dan pada power section terdapat control valve dan komponen sensitif untuk memperlihatkan pengemudi respon brake pedal.
Master-vac assembly terdiri dari komponen-komponen ibarat terlihat di atas. Power cylinder terdiri dari bakelite power piston dan rubber diaphragm. Power cylinder terdiri dari front shell dan rear shell, dimana di antaranya terdapat diaphragm assembly, sehingga serpihan dalam dari power cylinder tidak berafiliasi dengan udara luar. Chamber antara power cylinder dipisahkan oleh diaphragm juga dipertahankan kedap udara. Power piston assembly diarahkan oleh tube yang pas bergeser dalam rear shell, dan seal pada rear shell berfungsi mempertahankan penyegelan antara rear shell dan guide tube.
Valve body guard terpasang untuk melindungi guide tube terhadap debu, air dan partikel ajaib lainnya. Terpasang pada sisi kiri power piston ialah push-rod plunger, pada ujung sisi kanan yang terpasang berlawanan dengan rubber reaction disc dibentuk dalam power piston. Reaction disc terbuat dari material lentur untuk mengijinkan pergerakan independent dari power piston dan push-rod. Pushrod plunger diperpanjang melalui serpihan sliding front shell disegel dengan plate dan seal assembly. Tekanan negatif masuk ke dalam constant pressure chamber dalam cylinder melalui check valve pada front shell. Valve plunger terpasang pada operating rod eksklusif berafiliasi dengan brake pedal. Valve plunger dan operating rod dikembalikan ke posisi kanan power piston oleh return spring. Vacum valve assembly terpasang pada ujung dari air valve dengan memakai vacum valve spring untuk mempertahankan terusan udara tertutup.
Valve body guard terpasang untuk melindungi guide tube terhadap debu, air dan partikel ajaib lainnya. Terpasang pada sisi kiri power piston ialah push-rod plunger, pada ujung sisi kanan yang terpasang berlawanan dengan rubber reaction disc dibentuk dalam power piston. Reaction disc terbuat dari material lentur untuk mengijinkan pergerakan independent dari power piston dan push-rod. Pushrod plunger diperpanjang melalui serpihan sliding front shell disegel dengan plate dan seal assembly. Tekanan negatif masuk ke dalam constant pressure chamber dalam cylinder melalui check valve pada front shell. Valve plunger terpasang pada operating rod eksklusif berafiliasi dengan brake pedal. Valve plunger dan operating rod dikembalikan ke posisi kanan power piston oleh return spring. Vacum valve assembly terpasang pada ujung dari air valve dengan memakai vacum valve spring untuk mempertahankan terusan udara tertutup.
3. VACUUM PUMP
Garis besar Vacuum pump di-spline eksklusif ke AC generator dan digerakkan oleh mesin melalui fan belt. Vacuum pump menarik udara dari air tank semoga kondisinya bertekanan negatif.
Garis besar Vacuum pump di-spline eksklusif ke AC generator dan digerakkan oleh mesin melalui fan belt. Vacuum pump menarik udara dari air tank semoga kondisinya bertekanan negatif.
Konstruksi
Vacuum pump ialah tipe rotary dengan empat vane terpasang pada radial slot rotor dalam casing. Saat rotor digerakkan, celah antara ujung vane dan pump case berubah-ubah dan mengirimkan udara dari inlet port ke outlet port, menjadikan sisi inlet menjadi kondisi kevakuman. Vacuum pump cover mempunyai oil pipe kawasan dimana oli mesin diberikan sedangkan pompa bekerja untuk melumasi komponen yang bekerja. Oli mesin juga bercampur dengan udara yang tertarik oleh pompa untuk menghasilkan sealing dari vane dan oli kemudian dikembalikan ke oil pan. Vane selalu berafiliasi dengan dinding dalam casing untuk mempertahankan sealing yang terbuat dari sintered carbon dan lebih keras dari carbon brush untuk alternator, tetapi mereka akan aus lebih cepat dan sanggup tergores permukaannya jikalau dibiarkan beroperasi tanpa pelumasan yang cukup.
Untuk mencegah keausan, untuk memperbaiki sealing antara vane dan inner wall dari casing dan untuk memperlihatkan komponen yang bergesekan imbas pendinginan, oli mesin diberikan pada serpihan yang bergesekan dari vane dan casing. Oli mesin dialirkan melalui oil port, ke oil delivery port pada rear end frame dari alternator dan melumasi sliding bearing. Setelah melumasi komponen yang bekerja, oli dikembalikan melewati crankcase mesin, ke oil pump bersama dengan udara. Check valve pada air inlet side vacuum pump berfungsi untuk mencegah ajaran berlawanan udara dari vacuum pump ke air tank dan oli dari vacuum pump ke mesin.
Untuk mencegah keausan, untuk memperbaiki sealing antara vane dan inner wall dari casing dan untuk memperlihatkan komponen yang bergesekan imbas pendinginan, oli mesin diberikan pada serpihan yang bergesekan dari vane dan casing. Oli mesin dialirkan melalui oil port, ke oil delivery port pada rear end frame dari alternator dan melumasi sliding bearing. Setelah melumasi komponen yang bekerja, oli dikembalikan melewati crankcase mesin, ke oil pump bersama dengan udara. Check valve pada air inlet side vacuum pump berfungsi untuk mencegah ajaran berlawanan udara dari vacuum pump ke air tank dan oli dari vacuum pump ke mesin.
Cara kerja Saat pompa ibarat gambar a, udara ditarik ke dalam vacuum pump dari air tank. Setelah pompa bekerja dan hingga kondisi ibarat pada gambar b, chamber 1 disegel oleh blade 1 dan 4 yang bersinggungan dengan inner wall dan dalam gambar c, udara yang terjebak dalam chamber dikompresikan. Saat pompa terus berputar hingga pada posisi d, udara bertekanan dialirkan melalui outlet port. Siklus operasi yang sama juga terjadi pada chamber 2, 3 dan 4 untuk menghasilkan vakum dalam air tank.
4. KATUP PENYEIMBANG (PROPORTIONING VALVE)
Distribusi beban pada roda depan dan belakang sangat bervariasi dan khususnya distribusi beban pada roda belakang sangat dipengaruhi oleh kondisi beban. Karena distribusi gaya pengereman pada roda depan dan belakang ditentukan untuk menyediakan agresi pengereman yang paling efektif ketika kendaraan beban penuh, pengereman tiba-tiba ketika tanpa beban sanggup menjadikan roda belakang terkunci, sehingga mempengaruhi stabilitas. Proportioning valve mengontrol tekanan fluida yang bekerja pada rem belakang untuk mencegah roda belakang terkunci pada kondisi beban apapun, sehingga memastikan agresi pengereman yang positif.
Blend Proportioning Valve (BPV)
Tekanan master cylinder rendah
Cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada proportioning valve.
Distribusi beban pada roda depan dan belakang sangat bervariasi dan khususnya distribusi beban pada roda belakang sangat dipengaruhi oleh kondisi beban. Karena distribusi gaya pengereman pada roda depan dan belakang ditentukan untuk menyediakan agresi pengereman yang paling efektif ketika kendaraan beban penuh, pengereman tiba-tiba ketika tanpa beban sanggup menjadikan roda belakang terkunci, sehingga mempengaruhi stabilitas. Proportioning valve mengontrol tekanan fluida yang bekerja pada rem belakang untuk mencegah roda belakang terkunci pada kondisi beban apapun, sehingga memastikan agresi pengereman yang positif.
Blend Proportioning Valve (BPV)
Tekanan master cylinder rendah
Cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder rendah pada proportioning valve.
Tekanan master cylinder sedang
Cara kerja ketika tekanan master cylinder sedang pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder tinggi pada proportioning valve.
Cara kerja ketika tekanan master cylinder sedang pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja ketika tekanan master cylinder tinggi pada proportioning valve.
Tekanan master cylinder tinggi
Saat tekanan master cylinder tinggi, by pass valve (II) bekerja, dimana tekanan minyak rem mendorong piston (1) melawan tegangan pegas. Seal tidak menutup terusan (4), sehingga tekanan hidraulis di master cylinder sama dengan wheel cylinder. Pada blend proportioning valve terdapat dua split point.
Saat tekanan master cylinder tinggi, by pass valve (II) bekerja, dimana tekanan minyak rem mendorong piston (1) melawan tegangan pegas. Seal tidak menutup terusan (4), sehingga tekanan hidraulis di master cylinder sama dengan wheel cylinder. Pada blend proportioning valve terdapat dua split point.
5. ANTI-LOCK BRAKE SYSTEM
Rem anti-lock brake system ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak eksklusif mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
Rem anti-lock brake system ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak eksklusif mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
Komponen dan Fungsi :
1. Electrical Line (aliran listrik)
2. Hydraulic Line (aliran fluida)
3. Hydraulic Unit (H/U),
menerima perintah dari control unit dan mengatur tekanan minyak pada roda-roda.
4. Control Unit,
mendapatkan signal dari sensor-sensor kemudian mengkalkulasi dan mengirim signal ke actuator.
5. Front Right Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda depan kanan.
6. Front Left Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda depan kiri
7. Rear Right Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda belakang kanan.
8. Rear Left Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda belakang kiri.
9. G Sensor (hanya 4WD),
mendeteksi akselerasi dan deselerasi kendaraan 10. Transfer Control Unit (hanya 4WD), mendeteksi pengendaraan pada posisi 4 WD atau 2 WD.
1. Electrical Line (aliran listrik)
2. Hydraulic Line (aliran fluida)
3. Hydraulic Unit (H/U),
menerima perintah dari control unit dan mengatur tekanan minyak pada roda-roda.
4. Control Unit,
mendapatkan signal dari sensor-sensor kemudian mengkalkulasi dan mengirim signal ke actuator.
5. Front Right Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda depan kanan.
6. Front Left Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda depan kiri
7. Rear Right Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda belakang kanan.
8. Rear Left Speed Sensor,
mendeteksi kecepatan roda belakang kiri.
9. G Sensor (hanya 4WD),
mendeteksi akselerasi dan deselerasi kendaraan 10. Transfer Control Unit (hanya 4WD), mendeteksi pengendaraan pada posisi 4 WD atau 2 WD.