Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

10 Hal Keliru Dalam Yang Memunculkan Perilaku Negatif

Sudah terbit di: https://steemit.com/pendidikananak/@puncakbukit/10-hal-keliru-dalam-pendidikan-anak-yang-memunculkan-sikap-negatif

Bila melaksanakan hal yang kurang sempurna dalam mendidik sang anak, akan menciptakan sang anak berperilaku kurang baik. Tak tertutup kemungkinan, sikap kurang baik sang anak akan terbawa sampai usia dewasa. Nah, untuk menghindari hal tersebut, tak ada salahnya kita lebih mencermati cara mendidik kita kepada sang anak. Lalu, sebagai orang tua, hal-hal apa saja yang mesti kita hindari dalam mendidik sang buah hati? Berikut 10 hal keliru dalam pendidikan anak yang memunculkan sikap negatif.


Gambar 1. Kurang Tepat Mendidik Anak Akan Memunculkan Sikap Negatif

Pertama, Lekas Marah Kepada Anak.
Bila kita lekas murka kepada sang anak, cenderung menciptakan anak cenderung bersikap tertutup. Bila sang anak bersikap tertutup, kita tak sanggup mengetahui permasalahan yang sedang dihadapinya. Sang anak pun akan berusaha menyembunyikan segala hal supaya tak diketahui orang tuanya.

Kedua, Terlalu Sering Membantu Sang Anak Mengatasi Hal yang Mampu Ia Atasi.
Bila terlalu sering membantu sang anak mengatasi hal yang bahwasanya bisa ia atasi, cenderung menciptakan sang anak akan akan bersikap ragu-ragu. Ambil contoh, sang anak sedang menuntaskan PR Matematika. Ia bisa menyelesaikannya. Nah, jikalau kita terus membantunya menyelesaikannya, cenderung menciptakan sang anak ragu-ragu dengan cara yang dilakukan untuk menuntaskan PR tersebut. Dengan demikian, jikalau sang anak bisa menuntaskan suatu hal, sebaiknya kita tak membantunya.

Ketiga, Kurang Perhatian Kepada Sang Anak.
Salah satu pengaruh jikalau kurang perhatian terhadap sang anak, akan cenderung menciptakan sang anak memberikan temperamental yang kurang baik. Misalnya, gampang rewel, gampang menangis, ataupun gampang marah. Sikap temperamental tersebut menjadi menjadi cara sang anak untuk memberikan suatu keinginan. Singkatnya, alasannya yaitu kurang perhatian dari orang tua, sang anak tak bisa memberikan suatu keinginan dengan cara yang baik.

Keempat, Menunjukkan Perilaku Kasar.
Bila memberikan sikap bergairah di hadapan sang anak, tak tertutup kemungkinan sang anak menirunya. Sebabnya, anak secara psikologis akan menggandakan sikap orang-orang di sekitarnya. Nah, tak tertutup kemungkinan sikap bergairah sang akan dalam lingkungan sosial. Misalnya, sang anak akan gampang bertengkar ataupun langgar dengan bawah umur lainnya.

Kelima, Membanding-bandingkan Sang Anak dengan Saudara Kandungnya.
Di hadapan sang anak, jikalau kita bahagia membanding-bandingkan sang anak dengan saudara kandungnya, cenderung akan memunculkan sikap iri di dalam diri sang anak. Tak tertutup kemungkinan, sikap iri akan terbawa sampai usia dewasa. Alangkah baiknya jikalau kita membanding-bandingkan sang anak dengan saudara kandungnya

Keenam, Tak Membelikan Mainan yang Sesuai.
Mainan dan sang anak bahwasanya menjadi dua hal yang tak terpisahkan. Karenanya, bawah umur begitu bahagia dengan mainan. Nah, jikalau ingin membelikan mainan untuk sang anak, belilah mainan yang sesuai dengan keinginannya. Sebabnya, tak tertutup kemungkinan sang anak akan mengambil mainan milik teman sebayanya yang sesuai dengan mainan yang diinginkannya. Dalam jangka panjang, tak tertutup kemungkinan, sang anak akan bahagia mengambil barang milik orang lain yang diinginkannya ketika usia dewasa.

Ketujuh, Terlalu Keras Memarahi Anak.
Bila kita merasa sang anak perlu dimarahi, marahi secukupnya saja. Sebabnya, jikalau terlalu keras memarahi sang anak, cenderung menciptakan sang anak berbohong. Tentu saja, supaya sang anak tak dimarahi. Nah, dalam jangka panjang, tak tertutup kemungkinan, sang anak akan terbiasa berbohong.

Delapan, Mengabaikan Perasaan Anak.
Bila kita mengabaikan perasaan anak, secara psikologis akan menjadikan sang anak kurang menghargai dan bersikap hirau kepada orang tua. Ambil contoh, anak kita berulang tahun. Sang anak berharap orang tuanya membelikannya hadiah ulang tahun Namun, orang tuanya tak membelikannya. Semakin sering perasaan anak terabaikan, cenderung menciptakan anak semakin tak menghargai dan hirau kepada orang tuanya. Agar kita sanggup lebih mencicipi perasaan anak, tentunya kita mesti mengenal anak kita dengan begitu baik.

Sembilan, Memarahi Anak Di Hadapan Orang Lain.
Dalam mendidik anak, memarahi anak memang menjadi hal wajar. Namun, sebaiknya tak memarahi anak di hadapan orang lain. Dan juga, sebaiknya tak memarahi anak di hadapan saudara kandungnya. Sebabnya, cenderung menciptakan sang anak kurang percaya diri dan tak punya pendirian. Saat anak dimarahi di hadapan orang lain, secara psikologis cenderung menciptakan sang anak merasa begitu ‘rendah’. Karenanya, tak tertutup kemungkinan menjadikan anak menjadi kurang percaya diri dan tak punya pendirian.

Sepuluh, Tak Mendukung Passion dan Kreativitas Sang Anak.
Ambil contoh, kita arahkan sang anak menjadi seorang dokter. Namun, sang anak sama sekali tak ingin bercita-cita menjadi seorang dokter. Tak tertutup kemungkinan, sang anak akan menjadi seorang pemalas meskipun telah berhasil menjadi seorang dokter. Tentu, saja alasannya yaitu tak ada passion seorang dokter di dalam jiwa sang anak. Nah, supaya lebih mengetahui passion dan kreativitas anak kita,tentunya kita mesti sangat mengenal sang anak. Kita, sebagai orang tua, mesti mendukung dan mengembangkannya semenjak anak berusia dini.

Demikian, 10 hal keliru dalam pendidikan anak. Nah, apakah terdapat satu ataupun lebih hal tersebut yang kita lakukan terhadap sang anak?

Oleh: Rahadian
(Kirim pesan ke penulis)

Referensi:
http://www.rearfront.com/parenting-mistakes-to-avoid/

Sumber Gambar:
https://pixabay.com/en/son-mother-child-parent-young-kid-388523/
Sumber https://www.pendidikan-anak.com/