Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Samsung Galaxy A8 2018, User Experience-Nya Bikin Betah



Samsung Galaxy A8 2018 ialah smartphone Samsung dengan Infinity Display yang paling terjangkau dikala ini. Tak hanya paling terjangkau, ini juga ialah ponsel cendekia yang paling tergenggam. Maksudnya paling nyaman digenggam hehe, dimensi layar-nya yang 5,6 inch saja, rasanya pas sekali di tangan saya.

Jarang-jarang saya membeli smartphone Samsung jikalau bukan buat istri saya yang dari semenjak jaman pacaran dulu ngga pernah ganti brand hape. Tapi Galaxy A8 2018 ini rasanya koq ya terlalu pas dengan semua kebutuhan saya.



Memangnya apa saja sih yang saya lihat cocok dari smartphone ini, kita buat daftarnya saja ya.

1. Tentu saja Infinity Display-nya, saya rasanya sudah terlalu nyaman dengan rasio layar memanjang ini.

2. Selain problem rasio, panel layar super AMOLED Samsung memang bikin kangen. Always-on Display-nya itu lho, bikin up to date terus.

3. Kayanya tadi sudah dibahas, dimensi layarnya yang ngga kegedean, pas banget.

Hmmm, dari satu hingga tiga layar semua yah, haha. Tenang, yang keempat ini bukan soal layar koq.

4. Adalah ketersediaan NFC, di jaman serba cashless menyerupai ini, rasanya penting banget, buat sekedar cek saldo e-money, atau bahkan isi ulang, semua bisa dilakukan dari mana saja kalau punya smartphone dengan NFC menyerupai ini.

5. Slot lengkap, dua slot untuk sim-card dan satu slot perluasan memory ialah sebuah advantage yang bermanfaat bagi saya yang bahagia menyalin file-file video dari laptop ke hape. Dengan slot micro-SD dedicated menyerupai ini, rasanya kapasitas memory bawaan Galaxy A8 2018 yang hanya 32 GB jadi bukan problem lagi ya.

Alasan lainnya bekerjsama sangat lebih subjektif lagi, menyerupai peletakan port audio di sisi bawah, penggunaan materi backcover beling yang tak menciptakan khawatir dikala bergesekan dengan cincin di jemari saya, hingga mudahnya mengambil screenshot yang cukup dengan menyapukan telapak tangan kita di layar ponsel ini saja. Ya maklum, banyak share layar ponsel saya ke social media nih, heuheu.

Itu ialah hal-hal yang sudah saya rasakan kegunaannya dalam awal-awal pemakaian Galaxy A8 2018 ini. Dan semakin usang memakai smartphone ini, saya makin mengerti kenapa istri saya dan mungkin juga banyak orang lain menentukan ponsel buatan brand Korea ini.

Alasannya simple sebetulnya, User Experience.

Banyak yang menyepelekan problem ini demi mengejar harga produk yang lebih murah, tapi bagi saya yang kesibukannya banyak sekali ditunjang oleh penggunaan smartphone, UX ialah sesuatu yang sangat penting.

Ini bocoran saja ya, di kantor saya bekerja di group UX dan Product Management, jadi jangan anggap remeh evaluasi saya mengenai sisi yang satu ini.

Sepenilaian saya, grace UX ini salah satu UX yang sudah matang di antara beberapa custom UI Android yang pernah saya coba. Wajar, pengguna smartphone Samsung kan banyak, sehingga data sampling untuk UX research mereka niscaya lebih akurat.

Sebagai contoh, untuk layar 18,5:9-nya, Samsung sudah menyediakan fitur yang sanggup menciptakan aplikasi yang belum support untuk dipaksa tampil memenuhi layar. Dan untuk mengembalikannya menyerupai semula, tak perlu masuk ke hidangan setting lho, cukup masuk ke recent apps, kemudian tekan icon di kanan atas dari card aplikasi yang kita inginkan. Ini serius, benar-benar pola penerapan UX yang baik, berdasarkan saya.

Tentunya UX yang baik juga harus ditopang oleh hardware yang mendukung. Nah, Samsung Galaxy A8 2018 ini memakai dapur pacu besutan Samsung sendiri, yaitu Exynos 7 Octa, tepatnya Exynos 7885 yang sudah mempunyai fabrikasi 14nm. Maka jangan heran meskipun performanya kencang, Samsung Galaxy A8 2018 ini mempunyai daya tahan baterai yang tegrolong awet. Patut diingat selama pengujian, saya menyalakan fitur Always-on Display selalu lho!



Rata-rata dalam satu kali pengisian daya, Galaxy A8 2018 bisa bertahan dari pagi hingga malam atau sekitar 15 jam dengan penggunaan intens. Sementara di dikala saya cukup sibuk bekerja di kantor, baterainya sanggup melenggang menembus 24 jam sebelum minta diisi ulang.

Saya melanjutkan kesenangan saya bermain game Destiny 6 di smartphone ini, dan gameplay-nya terbilang selalu lancar, dan tak hingga menciptakan body ponsel demam walau bermain cukup lama. Yah, saya sih paling usang main game sejam lah.

 ialah smartphone Samsung dengan Infinity Display yang paling terjangkau dikala ini Review Samsung Galaxy A8 2018, User Experience-nya Bikin Betah ialah smartphone Samsung dengan Infinity Display yang paling terjangkau dikala ini Review Samsung Galaxy A8 2018, User Experience-nya Bikin Betah

 ialah smartphone Samsung dengan Infinity Display yang paling terjangkau dikala ini Review Samsung Galaxy A8 2018, User Experience-nya Bikin Betah ialah smartphone Samsung dengan Infinity Display yang paling terjangkau dikala ini Review Samsung Galaxy A8 2018, User Experience-nya Bikin Betah


Oh ya, satu yang mungkin jarang ditemukan di ponsel lain dikala ini, Samsung Galaxy A8 2018 sudah mempunyai pressure sensor. Umumnya sensor ini sanggup dipakai untuk membantu menentukan ketinggian, jadi kalau nanti 3D maps sudah umum digunakan, smartphone ini sudah mendukung.



Sementara, fitur water resistant dengan sertifikasi IP68 tetap hadir, menciptakan kita merasa kondusif dikala terpaksa memakai ponsel dalam keadaan basah, semisal dikala hujan-hujan hendak memesan ojek online.

Fingerprint scanner pada Samsung Galaxy A8 2018 ini memang tidak berada pada posisi yang favorable bagi saya yang sering meletakkan smartphone di atas meja. Namun, kehadiran face unlock yang tergolong akurat, memberi solusinya. Saya cukup ketuk layar 2x, kemudian mendekatkan wajah ke atas layarnya, voila, terbuka deh. Fingerprint scanner-nya sendiri berada dalam posisi yang sangat natural bagi telunjuk saya dikala dalam posisi menggenggam ponsel ini. Akurasinya baik, dan responsifitasnya juga cukup cepat meski tidak terlalu instant.

Samsung Galaxy A8 2018 ini hadir dengan kamera ganda yang justru terletak di sisi depan. Dual front camera 16 MP + 8 MP, dengan aperture f/1.9 yang tergolong besar, dan dilengkapi dengan teknologi tetra cell. Makara di daerah minim cahaya tetra cell tech akan menciptakan hasil foto lebih terang, dan di daerah dengan cahaya cukup akan menghasilkan detail yang lebih pada hasil foto.

Kita bisa memanfaatkannya untuk menciptakan foto selfie kita lebih stand-out dengan mengaburkan latar belakang pada mode live focus. So far saya puas dengan kinerja kamera depan ganda ini, menciptakan saya yang tak begitu suka selfie, jadi lebih pede berfoto bareng hehe.

Sementara kamera belakangnya yang sama-sama beresolusi 16 Megapixels juga mempunyai performa yang tak kalah baiknya. Kedua kamera yang berbeda posisi ini bisa bekerja dengan baik dalam kondisi pencahayaan yang tidak terlalu manis [TBC, melihat hasil foto]. Satu yang mungkin sanggup dipertimbangkan oleh Samsung, semoga sanggup disediakan mode pro yang bisa menciptakan user mengatur fokus dan shutterspeed manual, semoga lebih leluasa memproduksi gambar yang diinginkan.

Lanjut ke perekeman video, smartphone ini dibekali fitur vDis, alias video digital image stabilization yang membuatnya asyik dipakai untuk merekam banyak sekali kegiatan kita. Framerate-nya sangat cukup untuk menciptakan hasil video tak patah-patah atau blurry.

Seperti biasa, soal foto dan video ini, lebih baik jikalau kau menilainya sendiri yah, Sip, nih saya sajikan hasilnya.



Jangan lupakan bahwa pada kamera Galaxy A8 ini Samsung menyematkan juga Bixby Vision, yang sejatinya ialah fitur pada flagship mereka. Dengan Bixby Vision ini, kita bisa mencari acuan perihal suatu hal atau tempat, cukup dengan membidiknya di kamera. Atau sekedar butuh menerjemahkan tulisan, cincai lah pake Bixby mah.

Ada harga ada rupa, saya baiklah dengan pepatah usang ini. Memang patut diakui bahwa Samsung Galaxy A8 2018 ini dijual pada level harga yang premium. Namun, selain mendapat rupa yang baik, kita juga akan mendapat UX yang nyaman dipakai sih berdasarkan saya.

Dan User Experience itu mahal, dihasilkan dari riset berulang-ulang, dan improvement yang terus menerus.

Dan dikala ini, Samsung Galaxy A8 2018 inilah smartphone dengan Grace UX dan Infinity Display yang paling terjangkau. Tips dari saya, manfaatkan banyak sekali diskon dan promo e-commerce, atau promo soft launch, semoga Anda bisa mendapat benefit lebih, entah itu berupa diskon, atau bonus hadiah langsung, semoga smartphone ini makin terasa worth the money.

Sejauh ini, saya sangat nyaman menggunakannya alasannya ukurannya yang pas banget dalam genggaman. Buat kau yang lebih bahagia dengan yang serba besar, mungkin bisa mempertimbangkan Galaxy A8+ ya, bedanya di ukuran layar yang lebih luas, RAM 6 GB, dan baterai yang sebesar 3.500 mAh.

Sekian hasil pengujian Samsung Galaxy A8 2018 yang sudah saya jadikan sebagai daily driver saya selama seminggu terakhir. Kurang lebihnya mohon dimaafkan ya guys.



Dari Kota Cimahi, Aa Gogon pamit undur diri, wassalam!
Sumber https://www.gontagantihape.com/