Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Memilih Route Summarization

 Pada kesempatan kali ini kita akan berguru memilih  Cara Menentukan Route Summarization


Pada kesempatan kali ini kita akan berguru memilih route summarization. Bagi yang belum tahu perihal route summarization sanggup membaca postingan berikut ini. Untuk sanggup memilih sumarisasi rute, kita harus melaksanakan supernetting (kebalikannya subnetting). Tujuannya yaitu biar sanggup mendapat network yang lebih ringkas yang nantinya akan dijadikan sebagai destination network pada konfigurasi routing.

Sebelum lanjut, saya akan jelaskan kembali kenapa kita memerlukan route summarization. Dalam beberapa situasi atau pada kondisi jaringan yang memiliki  banyak network, tentunya akan memerlukan konfigurasi yang banyak. Salah satunya yaitu konfigurasi routing.

Baca Juga :
Apa itu routing ???
Memahami jalur routing pada RIP dan EIGRP !

Banyaknya jaringan yang dikelola mengharuskan sang admin untuk melaksanakan routing ke seluruh jaringan tersebut. Konfigurasi routing yang banyak akan menimbulkan banyaknya entry route pada tabel routing. Selain itu, melaksanakan konfigurasi routing berkali-kali akan menimbulkan lelah dan pusing.

Ingat! Rute-rute yang disimpan oleh router memerlukan ruang penyimpanan dan juga sumber daya cpu (untuk  routing dinamik). Untuk mengurangi jumlah entry route yang banyak, kita sanggup meringkas destination network dari beberapa network sekaligus menjadi satu buah network yang lebih besar. Makara pada dasarnya yaitu menggabungkan beberapa destination network menjadi satu buah destination network yang lebih besar.

Sekarang mari berguru men-sumarisasi. Untuk melaksanakan sumarisasi, kita harus memperhatikan network-network yang akan digabungkan. Akan lebih gampang menggabungkan network-network yang masih dalam kelas yang sama misalnya network berikut :
192.168.1.0/24
192.168.2.0/24
192.168.3.0/24
192.168.4.0/24
192.168.5.0/24
Kita akan men-sumarisasi lima network di atas menjadi satu buah destination network.

Langkah ke-1


Pertama-tama, ubah network address menjadi bentuk biner : 
192.168.1.0 = 11000000.10101000.00000001.00000000
192.168.2.0 = 11000000.10101000.00000010.00000000
192.168.3.0 = 11000000.10101000.00000011.00000000
192.168.4.0 = 11000000.10101000.00000100.00000000
192.168.5.0 = 11000000.10101000.00000111.00000000

Langkah ke-2


Kemudian kita tandai bilangan-bilangan biner diatas yang nilai angkanya sama :
192.168.1.0 = 11000000.10101000.00000001.00000000
192.168.2.0 = 11000000.10101000.00000010.00000000
192.168.3.0 = 11000000.10101000.00000011.00000000
192.168.4.0 = 11000000.10101000.00000100.00000000
192.168.5.0 = 11000000.10101000.00000111.00000000
Abaikan sejenak angka yang tidak diberi warna merah.

Langkah ke-3


Masih ingat angka yang saya minta untuk diabaikan tadi ? Karena angka-angka tersebut diabaikan maka nilainya dianggap menjadi 0.
Sehingga akan terbentuk network address sebagai berikut :
11000000.10101000.00000000.00000000

Lalu ubah network address di atas menjadi bentuk desimal.
11000000.10101000.00000000.00000000 = 192.168.0.0

Langkah ke-4


Selanjutnya yaitu memilih subnetmasknya. Bagaimana caranya ? 
Apakah kau masih ingat dengan angka-angka yang diberi warna tadi ? Ada berapa digit angka ? Yuk dihitung :

 Pada kesempatan kali ini kita akan berguru memilih  Cara Menentukan Route Summarization
Ternyata ada 21 digit angka. Berarti subnetmasknya yaitu /21 yang kalau dituliskan menjadi 255.255.248.0

Keseluruhan hasil sumarisasinya yaitu :
192.168.0.0/21

Gak percaya ? Mari kita coba terapkan pada topologi jaringan. Kamu sanggup coba memakai aplikasi cisco packet tracer.

Implementasi

 Pada kesempatan kali ini kita akan berguru memilih  Cara Menentukan Route Summarization
contoh topologi

Berikan ip address untuk komputer dan router. Sertakan gateway untuk masing-masing komputer, silahkan tentukan sendiri pengalamatan yang diinginkan.

Kemudian pada R1, konfigurasi routing menyerupai berikut :
ip route 192.168.0.0 255.255.248.0 [next_hop]
Contoh di daerah saya next-hop yang dipakai yaitu 100.100.100.2 (ip address R2).
Jangan lupa untuk mengkonfigurasi routing pada R2.

Pengujian


Lakukan pengujian dengan mengirimkan pesan atau melaksanakan ping dari PC0 ke PC1, PC2, PC3, PC4, dan PC5.
Packet Tracer PC Command Line 1.0 C:\>ping 192.168.1.1  Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:  Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=1ms TTL=126 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=126  Ping statistics for 192.168.1.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms  C:\>ping 192.168.2.1  Pinging 192.168.2.1 with 32 bytes of data:  Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126  Ping statistics for 192.168.2.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms  C:\>ping 192.168.3.1  Pinging 192.168.3.1 with 32 bytes of data:  Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time=1ms TTL=126 Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time<1ms TTL=126  Ping statistics for 192.168.3.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms  C:\>ping 192.168.4.1  Pinging 192.168.4.1 with 32 bytes of data:  Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time=1ms TTL=126 Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms TTL=126  Ping statistics for 192.168.4.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms  C:\>ping 192.168.5.1  Pinging 192.168.5.1 with 32 bytes of data:  Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time=1ms TTL=126 Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time<1ms TTL=126 Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time<1ms TTL=126  Ping statistics for 192.168.5.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms  C:\>

Dan semuanya berhasil terkoneksi. Hanya dengan satu buah entry route kita sanggup menghubungkan lima jaringan sekaligus. Wow!

Berikut yaitu tabel routing pada R1 :
Gateway of last resort is not set  100.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets C 100.100.100.0 is directly connected, FastEthernet1/0 172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets C 172.16.30.0 is directly connected, FastEthernet0/0 S 192.168.0.0/21 [1/0] via 100.100.100.2  R1#

Latihan ke-2


Lalu bagaimana kalau network addressnya dari kelas lain atau selain 192.x.x.x ? Mari kita coba hitung lagi. Untuk kali ini network addressnya yaitu :
172.16.11.0/24
172.16.12.0/25
172.16.12.128/26
172.16.12.192/27
172.16.12.224/28

Selanjutnya ubah menjadi bilangan biner. Pada dikala mengubah menjadi bilangan biner ini kita abaikan nilai subnetmasknya :
172.16.11.0 = 10101100.00010000.00001011.00000000
172.16.12.0 = 10101100.00010000.00001100.00000000
172.16.12.128 = 10101100.00010000.00001100.10000000
172.16.12.192 = 10101100.00010000.00001100.11000000
172.16.12.224 = 10101100.00010000.00001100.11100000

Beri tanda pada bilangan yang mempunyai nilai sama :
172.16.11.0 = 10101100.00010000.00001011.00000000
172.16.12.0 = 10101100.00010000.00001100.00000000
172.16.12.128 = 10101100.00010000.00001100.10000000
172.16.12.192 = 10101100.00010000.00001100.11000000
172.16.12.224 = 10101100.00010000.00001100.11100000

Abaikan dahulu angka-angka yang tidak diberi warna merah. Lalu hitung berapa digit angka yang telah diberi tanda tadi.
 Pada kesempatan kali ini kita akan berguru memilih  Cara Menentukan Route Summarization
Ternyata ada 21 lagi. Itulah nilai untuk subnetmask yang baru.

Selanjutnya tinggal mengubah network address menjadi bentuk desimal dan untuk angka-angka yang tidak berwarna merah, otomatis bernilai 0. 
10101100.00010000.00001000.00000000 = 172.16.8.0

Maka network yang terbentuk yaitu :
172.16.8.0/21

Silahkan coba dipraktikan memakai cisco packet tracer dengan model topologi yang sama menyerupai tadi. Pastikan semua komputer sanggup saling ping ya.

Sekian pembelajaran untuk kali ini. Semoga teman-teman semua sanggup memahami klarifikasi di atas dan sanggup melaksanakan perhitungan sumarisasi dengan lancar. Rajinlah berlatih biar sanggup melaksanakan sumarisasi dengan lebih cepat. Terima kasih atas kunjungannya.

Sumber https://dhantama.blogspot.com/