Review Vernee Mars - Manis Kekinian Di 2-Jutaan
Cantik. Satu kata ini memang sangat sempurna mewakili perkenalan kita pada smartphone ini. Ya, impresi pandangan pertama pada Vernee Mars ini memang berujung pada kesimpulan bahwa ponsel ini mempunyai kelebihan di sisi looks.
Bagian layar hitam pekat dengan tepian 2.5 D siap memperlihatkan ketipisan bezelnya ketika dinyalakan, walau memang tak ibarat foto produk untuk promosinya yang seolah memperlihatkan penggalan depan yang bezelless di kedua sisinya. Jadinya, dengan bentang layar 5,5 inci pun, Vernee Mars ini masih sangat nyaman digenggam sebab ukurannya cukup compact.
Chamfered metal nan mengkilap menjadi batas frame metal dengan beling depannya. Penempatan komponennya sendiri sangat umum, sim-tray di kiri dan di sisi bawah terdapat lubang microfon, USB Type-C dan loudspeaker. Tombol power dan volume rocker di kanan, dan port audio 3.5 mm di atas. Ya, aku tak menemukan lubang untuk noise cancellation microfon pada Vernee Mars ini.
Eh, di mana fingerprint scanner-nya ya? Apakah ponsel ini tak memilikinya? Tenang dulu, ada koq. Di sisi kanan, tepatnya di bawah tombol power ada sebuah bidang yang merupakan pemindai sidik jari. Letaknya ibarat fingerprint scanner pada ponsel-ponsel keluaran Sony ya, hanya bedanya yang ini cukup disentuk, tak perlu ditekan dulu ibarat milik Sony.
Garis antena menyambung dari frame pinggir ke backcover-nya yang menyatu dengan tepian yang agak tajam mengambarkan perpindahan dari penggalan pinggir ke belakang. Bentuk garisnya yang mengikuti musim ponsel kini menegaskan desain yang kekinian, alias terbawa arus masa. Hehe. Kamera utamanya yang beresolusi 13 Megapixels ditempatkan di pojok kanan atas bersama dual-tone LED flash.
Dari banyak sekali sudut, Vernee Mars ini tetap terlihat cantik. Tapi apakah hatinya secantik wajahnya?
Vernee Mars dalam Pemakaian Sehari-hari
Kita kupas soal jeroan Vernee Mars dulu. Memilih memakai processor Mediatek Helio P10 untuk menemani RAM-nya yang sebesar 4 GB, sejauh ini tidak ada hambatan berarti dari sisi performa ponsel ini ketika dipakai berkegiatan di dunia maya. Ya, konfigurasi ibarat ini sudah cukup banget kalau untuk kebutuhan social media, browsing, dan chatting di beberapa aplikasi sekaligus.
Namun sayangnya, dengan baterai berkapasitas 3.000 mAh, aku belum berhasil menembus 24 jam dalam sekali pengisian daya. Mungkin sebab kali ini aku menginstall dan login di BBM buat jualan kaos Idulfitri juga ya. Masih cukup sih untuk teladan pagi lepas charger, malam sebelum tidur colok lagi. Penurunan sisa baterainya tak pernah terlalu drastis koq.
Beberapa ponsel lain yang pernah aku pakai juga mempunyai processor yang sama dan juga berbahan metal, tetapi rasanya Vernee Mars ini lebih cepat menghangat dibandingkan ponsel-ponsel itu. Sepertinya heatsink milik smartphone yang satu ini kurang baik mengalirkan panas supaya cepat tersirkulasi.
Digunakan bermain game casual sampai game balap dengan grafis 3D yang cukup detail, tidak ada problem berarti yang aku temukan. Saya tak mencoba bermain game yang terlalu berat mengingat kelas dari processor ini yang memang tidak mengatakan performa menjulang. Bisa dilihat dari skor benchmark memakai tools Antutu berikut ini yang bahwasanya tidak tergolong rendah.
Setidaknya, kelengkapan sensornya cukuplah untuk mereka yang mempunyai kebutuhan gyroscope untuk fungsi VR dengan smartphone ini.
Oh ya, satu lagi soal jeroannya, sejauh yang aku ingat, rasanya gres kali ini aku memakai ponsel dengan processor Helio P10 yang bisa terkoneksi ke jaringan 4G dan 3G berbarengan pada dua nomor yang terpasang.
Vernee Mars sanggup dipercaya untuk kebutuhan multimedia. Ya, layar dari smartphone yang satu ini tergolong vibrant, warna yang dihasilkan sangat hidup, meskipun masih mempunyai kekurangan yaitu warna hitam kurang pekat ditampilkan pada layar ini. Sementara kualitas audio yang dihasilkan melalui loudspeakernya tergolong baik, meskipun agak datar, nggak ngencring juga nggak punchy, tetapi masih jernih sampai volume maksimal. Jika memakai earphone berkabel, ponsel ini bisa mengatakan volume yang kencang, serta mendrive sang earphone dengan baik untuk mengeluarkan kemampuan terbaik sang earphone.
Walau pada kemasannya tertulis masih memakai OS Android 6.0 Marshmallow, pada kenyataannya Vernee Mars sudah pakai Nougat lho. Dengan tampilan yang sangat stock Android dan penggunaan on-screen navigation button, aku rasanya sangat bahagia dengan Vernee Mars ini.
Namun sayang, kenyamanan penggunaannya sedikit terganggu oleh fingerprint scannernya. Bukan posisinya yang salah, kalau posisinya justru yummy sebab terasa natural sekali dengan posisi jempol saya. Yang jadi problem ialah seringnya sensor ini gagal membaca sidik jari saya, terkadang problem ini bisa diatasi dengan sedikit memberi tenaga ketika menempelkan jempol, tetapi kadang sama sekali tak membantu. Semoga Vernee notice dengan hal ini dan memberi perbaikan dari sisi software-nya nanti.
Kamera Vernee Mars
Interface aplikasi kamera bawaan Vernee Mars, lagi-lagi sangat standar. Mirip banget dengan kamera stock yang juga dimiliki oleh Luna G dan Sharp Z2. Jadilah fitur-fitur yang dimilikinya juga tak kalah standar, tak ada mode manual yang sanggup dipilih.
Seperti juga kamera utama Luna G yang beresolusi 13 Megapixels, kamera Vernee Mars ini juga sanggup diandalkan. Autofokusnya cepat, akhirnya tajam, dan jarak fokus minimalnya terbilang sangat dekat.
Yang jadi perhatian aku ialah tone dari hasil foto ketika memakai HDR, terkesan purple-ish baik ketika di jendela bidik maupun hasil jadinya. Selain itu metering-nya masih sering meleset, terkadang terlalu terang, kadang gelap. Untungnya ini tampaknya hanya problem software kameranya saja, sebab ketika memakai kamera dari aplikasi Instagram, problem ini tak muncul sama sekali.
Yang jadi perhatian aku ialah tone dari hasil foto ketika memakai HDR, terkesan purple-ish baik ketika di jendela bidik maupun hasil jadinya. Selain itu metering-nya masih sering meleset, terkadang terlalu terang, kadang gelap. Untungnya ini tampaknya hanya problem software kameranya saja, sebab ketika memakai kamera dari aplikasi Instagram, problem ini tak muncul sama sekali.
Kamera depannya mah bisa dibilang biasa banget.
Langsung saja deh simak hasil foto memakai kameranya yang aku unggah pada artikel review hasil kamera Vernee Mars berikut ini.
Apa Kata Aa perihal Vernee Mars
Vernee Mars ini dijual pada harga normal $189, dan kalau sedang promo, harganya turun sampai $159 saja. Dengan harga normalnya, berdasarkan aku apa yang diberikan oleh ponsel ini sepadan dengan harganya. Namun, jikalau Anda bisa mendapatkannya pada harga promosi tadi, jadinya sangat worth the money berdasarkan saya.
Bagaimana tidak, dengan harga dua jutaan saja, kita sudah sanggup ponsel Android Nougat dengan RAM 4 GB, internal storage 32 GB, layar Full HD yang baik, serta kemampuan multimedia di atas rata-rata. Dan yang pasti, Anda akan mendapat sebuah ponsel yang sangat cantik, dengan desain kekinian, serta mempunyai perbedaan pada fingerprint scanner yang ditempatkan di pinggir ponsel.
Seandainya saja baterainya lebih abadi lagi dan kinerja fingerprint scannernya ditingkatkan lagi, maka akan semakin recommended deh ponsel ini. Karena sejauh pemakaian saya, hanya dua hal ini saja yang rasanya menjadi hal yang sedikit mengganjal.
Satu hal yang niscaya jadi ganjalan mah, Vernee belum berjualan resmi di Indonesia. Ini saja aku dapatnya dari GearBest.com, hehe.
Demikian review aku perihal Vernee Mars, semoga bermanfaat ya. Hatur nuhun!
Sumber https://www.gontagantihape.com/