Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Oneplus 5 Indonesia, Flagship (Ga Pake) Killer



Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa saya akan bisa mencoba smartphone terbaru yang lagi panas-panasnya dibicarakan secara global. Ya, saking panasnya sampai stoknya seringkali cepat habis. Termasuk di GearBest.com, stoknya cepat sekali menguap, sehingga counterpart saya sulit sekali mendapat jatah untuk dikirim ke saya.

Namun yang terjadi malah sengsara membawa nikmat, langkanya stok OnePlus 5 versi RAM 6 GB malah menciptakan saya kebagian OnePlus 5 dengan RAM 8 GB dan internal storage 128 GB. Serius, nikmat sekali rasanya, hahaha. Dan inilah ia smartphone dengan RAM 8 GB yang pertama saya coba.


Kesan pertama saya pada OnePlus 5 ini yaitu tentu saja ini device yang secara penampilan amatlah menarik hati. Kemasannya pun terasa istimewa, menciptakan pikiran ini kembali ke satu tahun kemudian ketika saya mencoba produk OnePlus pertama saya, OnePlus X. Ya, produk-produk OnePlus ini punya packaging yang sangat terasa diniatkan untuk memberi impresi pertama yang baik.

Smartphone-nya sendiri pribadi mencuri hati saya ketika pertama kali memegangnya, begitu tipis, dengan backcover metal yang finishingnya lembut sekali di tangan. Dan meskipun berdimensi layar 5,5 inci, tetapi saya masih bisa memegangnya dengan nyaman, kecuali ketika saya sadar bahwa ponsel ini di Indonesia dijual dengan harga delapan jutaan. Rasanya hati ini pribadi merasa riskan dan tak tenang, mengingat memang OnePlus 5 terbilang licin sekali. Belum siap mental nampaknya punya hape mahal nih, hahaha.

Banyak orang bilang OnePlus 5 ini terlalu ibarat dengan iPhone 7 Plus, mulai dari posisi dua kamera belakang dan LED Flash-nya, garis antenanya, sampai penempatan tombol-tombolnya yang memisahkan antara tombol power di kanan dengan tombol volume dan profile switch di sisi kiri. Namun begitu, setidaknya di sisi bawah ponsel ini, OnePlus masih melestarikan keberadaan port audio 3,5 mm sih hehehe.

Di sisi bawah ini pula terdapat port USB type-C dan speaker grille. Sayang posisi speaker ini berada di kiri yang mana membuatnya niscaya tertutupi tangan pengguna ketika dipegang dalam posisi landscape. Padahal secara kualitas, bisa dibilang tak ada problem dengan speaker yang bunyinya lantang ini. Namun saya pun sepakat dengan review lain yang menyebutkan speaker ini sedikit kurang ngebass.

Desain sisi depan ponsel ini terasa mainstream sekali, saya jadi ingat dengan Meizu M5 saya dulu yang harganya nyaris seperlimanya saja, hehe. Namun, bergotong-royong ada dua hal yang menarik dari panel depan OnePlus 5 ini. Pertama tentu saja layarnya yang meskipun banyak dicibir alasannya masih beresolusi Full HD saja, berdasarkan saya sangat baik dalam banyak sekali aspek. Reproduksi warna panel AMOLED tentu saja masih menjadi salah satu yang terbaik, sementara kerapatannya resolusi 1080p masih sangat cukup pada ukuran layar 5,5 inci ibarat ini, dan takkan memberatkan kinerja graphic processor serta baterai. Respon yang diberikan pun sangat lancar sejauh ini. Kedua, sedikit di bawah layar kita akan menemukan sebuah fingerprint scanner yang juga merupakan tombol home kapasitif. Bahannya terbuat dari keramik yang mempunyai ketahanan akan ukiran yang sangat baik. Selain itu, akurasinya sangat baik dengan waktu respon yang sangat cepat dan nyaris tak pernah gagal membaca sidik jari saya.

Lanjut ke bab jeroannya, OnePlus 5 sah-sah saja dibilang monster ya. Dengan processor terbaru dari kasta tertinggi yang dirilis Qualcomm, OnePlus 5 menjadi salah satu dari segelintir smartphone yang sudah memakai Snapdragon 835. Di beberapa gosip disebutkan bahwa skor Antutu-nya merupakan yang tertinggi ketika ini, meskipun di beberapa gosip lainnya disebutkan pula adanya upaya OnePlus mengatrol skor ini dengan cara yang tidak semestinya.

Terlepas dari rumor-rumor tersebut, saya percaya tanpa melihat skor benchmark pun, performa OnePlus 5 sudah sangat top. Sebelumnya saya pernah mencoba processor yang sama di Xiaomi Mi 6, dan di OnePlus 5 pun terasa juga performanya yang super, dengan konsumsi baterai yang tetap hemat dan tak banyak menciptakan suhu ponsel meningkat.

Dengan kapasitas baterai yang relatif sama dengan Xiaomi Mi 6, harus diakui daya tahan baterai OnePlus 5 masih di bawah Mi 6. Jika dulu saya bisa membawa Mi 6 bertahan sampai 2 x 24 jam, maka di OnePlus 5 rata-rata hanya bisa menembus sehari semalam lebih beberapa jam saja. Optimisasi baterai di MIUI yang kadang menciptakan notifikasi agak telat masuk, saya rasa jadi faktor pembeda. Nah, Anda tinggal pilih saja, mau baterai tahan 2 harian atau mau notifikasi yang real time?

Kalau saya? Saya malah benar-benar betah memakai OnePlus 5 justru alasannya Oxygen OS-nya ini. Selain notifikasi yang real time, banyak fitur tambahannya yang esensial dan mengingatkan saya pada custom ROM Lineage serta Resurrection Remix. Mulai dari fitur gesture, sampai kustomisasi tombol yang menciptakan saya sanggup melaksanakan agresi berpindah antar dua aplikasi terakhir hanya dengan menekan dan menahan salah satu tombol kapasitifnya. Saya suka dengan custom UI yang masih menciptakan kita masih bisa mencicipi kelebihan-kelebihan dari OS Stock Android terbaru ibarat ini, terutama pada jendela notifikasi.

Lalu bagaimana dengan RAM 8 GB-nya? Intinya mah, multitasking udah nggak usah dipikirin. Maen game kemudian ditinggal buka notifikasi yang masuk, kelupaan beberapa jam, dan ketika dibuka lagi gamenya pribadi muncul ke layar terakhir ketika kita memainkannya tanpa loading, seharusnya bisa menggambarkan bagaimana enaknya punya RAM besar ya. Dan ini berlaku juga buat browser yang tak perlu loading lagi ketika dibuka kembali, saking besarnya kapasitas RAM untuk menampung process yang berjalan. Satu yang patut diingat, menyimpan banyak process di RAM berarti juga banyak daya yang dibutuhkan ya, bisa jadi baterai lebih cepat habis kalau kita tak tutup aplikasi-aplikasi yang sudah tak diharapkan lagi.

Lanjut ke sisi kameranya, seandainya saya tak tahu harganya yang mahal, pastilah saya akan sangat takjub dengan kemampuannya memproduksi gambar yang detail dengan warna-warna cerah. Proses pengambilan gambar pun selalu berlangsung dengan baik, autofokus maupun mode HDR sanggup berjalan dengan cepat. Dalam kondisi lowlights pun kamera OnePlus 5 masih sangat sanggup diandalkan, meskipun bagi saya pribadi karenanya tidak begitu istimewa.

Satu hal yang jadi catatan penting justru tiba dari proses perekaman video. Hadirnya EIS memakai pinjaman gyroscope sensor, menciptakan pengambilan gambar terasa sangat stabil baik dalam banyak sekali kondisi pencahayaan. Memang ibarat inilah seharusnya kamera ponsel dengan harga setinggi ini mah sih, malah absurd kalau tak sebagus ini.

Seberapa bagus dan ibarat apa stabilization yang dihasilkan sanggup Anda simak pada rentetan video dan gambar yang dihasilkan dari kamera OnePlus 5 berikut ini ya.
















Masuk ke kesimpulan, OnePlus 5 sudah sanggup dikatakan flagship tanpa kata killer di belakangnya. Iya lah, flagship killer lebih layak disandang oleh ponsel yang peforma atau spesifikasinya setara ponsel flagship dari merk besar, namun dijual pada level harga yang berbeda. Nah, kalau 8 jutaan mah, LG G6 saja sudah di bawah 8 juta kini harganya. Mungkin smartphone yang masih bisa dibilang flagship killer berdasarkan pandangan saya yaitu Xiaomi Mi 6 ya.

Oke, kini terlepas dari status flagship killer atau bukan, OnePlus 5 yaitu smartphone yang bagus luar dalam. Tidak ada kekurangan yang terlalu fundamental yang dimiliki oleh ponsel ini, walaupun untuk saya pribadi ada tiga kendala utama untuk tak menjadikannya daily driver:

  1. Harganya mahal sekali untuk ukuran saya, menciptakan perasaan was-was selalu muncul ketika menggunakannya.
  2. Licin sekali. Sudah mahal, licin pula. Wah, makin deg-degan pakainya, takut jatuh dan terluka heuheu. Apalagi ketika ini case-nya masih jarang sekali yang jual, dan kalaupun ada mahal harganya. Lagipula smartphone bagus dan tipis koq pakai case? Tapi kalau nggak pakai case, ga tenang. Malah dilema jadinya.
  3. Loudspeaker. Selain posisinya yang sering tertutup tangan, kualitas suaranya pun masih tak terlalu istimewa untuk ukuran harganya. Kencang dan clear, tapi kurang ngebass dan bertenaga.
Tanpa mengindahkan preferensi pribadi saya barusan, saya rasa OnePlus 5 jadi smartphone terbaik yang bisa didapatkan dengan harga delapan jutaan, dengan catatan Anda tak memerlukan layanan purna jual ya. Karena sebagaimana kita tahu, OnePlus sudah hengkang dari Indonesia alasannya BBK Group lebih menentukan untuk fokus menjual duet merk smartphone mereka, Oppo dan Vivo. Mungkin mereka sudah punya hitung-hitungannya perihal hal ini, melihat semakin gencarnya promosi kedua merk ini. Mungkin pangsa pasar internet merk ibarat OnePlus ini di Indonesia terlalu segmented sepertinya.

Jadi, bijaklah ketika Anda hendak memutuskan untuk lanjut atau tidak membeli OnePlus 5. Kalau Anda memang smartphone enthusiast yang gatal jikalau tak mencoba produk hot terbaru dengan spesifikasi nan menjulang, serta tak memerlukan jaminan sentra perbaikan di Indonesia, monggo, OnePlus 5 saya yakini takkan mengecewakan Anda. Cantik luar dalam, dengan spesifikasi tertinggi dan kamera yang sangat baik, harga delapan juta saya rasa masih pantas untuknya.

Namun jikalau belum apa-apa sudah muncul pertanyaan di benak Anda, kalau rusak nanti service di mana, saya rasa mending skip saja deh. Simak lagi alasan kenapa saya tak menjadikannya sebagai daily driver saya. Hehehe.

Demikian ulasan saya tentang OnePlus 5, Hatur Nuhun!

Info Diskon OnePlus 5 di GearBest.com:BUY OnePlus 5 (8GB / 128GB) at http://smarturl.it/GB_ONEPLUS5_128 ($569.99 with coupon: "RTOnePlus5")
BUY OnePlus 5 (6GB / 64GB) at http://smarturl.it/GB_ONEPLUS5_64 ($469.99 with coupon "PlusHFG")
BUY Xiaomi Mi 6 (6GB / 64GB) at
http://smarturl.it/GB_MI6 ($419.99 with coupon "MiHK4G")

Sumber https://www.gontagantihape.com/